News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa Partai Republik AS Salurkan Bantuan ke Israel, tetapi Tidak ke Ukraina?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASHINGTON, DC - 21 OKTOBER: Seorang pengunjuk rasa pro-Palestina memegang tanda selama demonstrasi yang menyerukan gencatan senjata di Gaza pada 21 Oktober 2023 di Washington, DC. Ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina menggelar unjuk rasa di dekat Monumen Washington untuk menuntut gencatan senjata di Gaza ketika perang antara Israel terus berlanjut. Israel telah melakukan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza dan mengancam akan melakukan invasi darat setelah Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, melancarkan serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober. Justin Sullivan/Getty Images/AFP

TRIBUNNEWS.COM - Perang masih berkecamuk di Ukraina dan Gaza, Palestina.

Dilansir Al Jazeera, perselisihan lain terjadi di Kongres Amerika Serikat (AS) mengenai negara mana yang harus menerima dana bantuan.

Soal dana untuk pemerintahan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, anggota Kongres dan Partai Republik makin skeptisisme dalam beberapa bulan terakhir.

Penolakan mengucurkan dana untuk Ukraina menguat seiring pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Beberapa anggota Partai Republik memilih untuk memberikan bantuan ke Israel ketimbang Ukraina.

“Israel sedang menghadapi ancaman eksistensial. Pendanaan apapun untuk Ukraina harus segera dialihkan ke Israel,” tulis Senator Partai Republik, Josh Hawley, di media sosial dua hari setelah perang dimulai.

Baca juga: Otak Penyerangan 7 Oktober Gugur di Gaza, Setelah Wael Asefa Siapa Lagi Yang Jadi Target Zionis?

Presiden AS Donald Trump (kanan) menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama KTT G20 di Osaka pada 28 Juni 2019. (Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP)

Seorang profesor ilmu politik di Universitas Columbia, Robert Y Shapiro, mengakui kebijakan luar negeri "American First" yang dipelopori mantan Presiden Donald Trump masih kuat.

Menurut Shapiro, rencana untuk menghentikan dana ke Ukraina kemudian dialihke ke Israel seperti pertunjukan bagi basis Trump di Partai Republik.

"Selama masa jabatannya, ia memperjuangkan kebijakan luar negeri 'America First' yang membuat AS menarik diri dari perjanjian internasional tertentu, dan memilih sikap yang lebih isolasionis," katanya.

Ia menjelaskan, agaknya Trump masih menyimpan kebencian terhadap Ukraina.

Lagi pula, upaya Trump menahan bantuan militer ke Ukraina juga menyebabkan dirinya menghadapi sidang pemakzulan pertamanya.

Sejak meninggalkan jabatannya, Trump tetap kritis terhadap bantuan ke Ukraina.

Trump kemudian menjalin hubungan baik dengan musuh Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dia puji dalam beberapa kesempatan.

Baca juga: Ivanka Trump Bersaksi di Persidangan Penipuan Perdata Donald Trump di New York

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengikuti upacara pada Hari Pasukan Roket dan Artileri serta Hari Pasukan Teknik pada 3 Oktober 2023 di lokasi yang dirahasiakan. Pada hari yang sama, rudal Rusia menghantam tentara Ukraina yang melakukan upacara di Zaporizhzhia, yang merupakan garis depan. (Facebook/Menhan Ukraina Rustem Umerov)

Meski demikian, bantuan ke Ukraina masih mempunyai pendukung terkemuka di kalangan Partai Republik, termasuk pemimpin minoritas Senat Mitch McConnell.

McConnell menyerukan agar bantuan militer kepada Ukraina, Israel, dan Taiwan dikemas bersama, bersamaan dengan dana yang lebih besar untuk keamanan perbatasan AS .

“Kami memandang semua masalah ini saling berhubungan,” kata McConnell kepada wartawan pada konferensi pers tanggal 31 Oktober.

Namun, perang Israel-Hamas adalah hal baru.

Hal ini dipicu pada 7 Oktober dengan serangan mendadak dari kelompok Palestina, Hamas, dan terus berlanjut selama sebulan terakhir dengan pemboman terus-menerus oleh Israel di Jalur Gaza.

Demo Bela Palestina di AS

Masyarakat AS menanggapinya dengan protes besar-besaran yang mendukung kepentingan Israel dan Palestina.

Di AS, massa pro-Palestina berkumpul di Washington untuk mengecam kebijakan perang Presiden Joe Biden dan menuntut gencatan senjata. 

Baca juga: Kenapa Jerman Bisa Larang Demo Pro-Palestina?

Para pengunjuk rasa berkumpul di Freedom Plaza saat unjuk rasa mendukung warga Palestina di Washington, DC, pada 4 November 2023. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza keesokan harinya. (Stefani Reynolds / AFP)

Beberapa demonstran membawa poster bertuliskan “Kehidupan Palestina Penting”, “Biarkan Gaza Hidup” dan “Darah mereka ada di tangan Anda”.

“Saya seorang manusia dan saya peduli dengan pembunuhan orang-orang di Gaza. Saya peduli dengan genosida yang terjadi atas nama orang-orang Yahudi oleh Zionis yang tidak mewakili Yudaisme,” kata seorang pengunjuk rasa Yahudi Amerika, Sabtu (4/11/2023).

“Saya keberatan jika AS mendanai perang genosida ini. Itu yang kami lakukan – hal ini tidak akan terjadi jika AS tidak mendanai Israel,” lanjutnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini