TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, dua kali cambuk dan denda RM10 juta atau sekitar Rp34 miliar setelah dinyatakan melakukan korupsi oleh Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur.
Straits Time melaporkan, Kamis (9/11), Saddiq yang lahir 6 Desember 1992 akan menjadi sebagai politikus pertama yang menghadapi hukuman cambuk atas kasus korupsi.
Syed Saddiq bersalah atas empat dakwaan pelanggaran kepercayaan, penyelewengan properti dan pencucian uang.
Dilaporkan kantor berita negara Bernama, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman merupakan anggota Malaysian United Democratic Alliance (MUDA) atau Aliansi Demokratik Bersatu Malaysia.
Baca juga: Eks Menpora Malaysia Syed Saddiq akan Ajukan Banding seusai Divonis 7 Tahun Penjara karena Korupsi
Pada bulan September lalu, dia menarik dukungan untuk koalisi Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan alasan kekhawatiran korupsi setelah tuduhan korupsi terhadap wakil perdana menteri negara itu dibatalkan.
"Pengadilan memutuskan bahwa pembela gagal mengajukan keraguan yang beralasan, dan penuntut telah berhasil membuktikan kasusnya tanpa keraguan," kata Hakim Azhar Abdul Hamid.
Oleh karena itu, terdakwa dinyatakan bersalah atas semua dakwaan.
Mantan menteri pemuda dan olahraga (Menpora) itu didakwa bersekongkol dengan mantan pejabat Partai Bersatu dalam menyelewengkan dana sebesar RM1 juta untuk sayap pemuda partai tersebut.
Pelanggaran tersebut diduga terjadi pada Maret 2020 saat Partai Bersatu masih berkuasa.
Syed Saddiq yang kini berusia 30 tahun, adalah mantan ketua sayap pemuda Bersatu tetapi meninggalkan partai tersebut untuk membentuk partainya sendiri, MUDA, pada tahun 2020.
Dia dapat tetap menjadi anggota parlemen meskipun ada tuduhan.
Media lokal melaporkan bahwa Pengadilan Tinggi telah mengizinkan mantan Menpora Malaysia Syed Saddiq menunda eksekusi hukumannya sambil menunggu banding.
Anggota parlemen terkemuka dari partai yang berpusat pada kaum muda ini adalah politikus pertama yang menghadapi hukuman cambuk karena korupsi, lapor New Straits Times.
Syed Saddiq mengatakan kepada wartawan bahwa dia menerima keputusan pengadilan, namun akan berjuang untuk membersihkan namanya di Pengadilan Banding.
"Saya akan menggunakan pengadilan dan sistem peradilan untuk membersihkan nama saya. Sebagai pengambil kebijakan, saya harus percaya pada lembaga peradilan dan saya menghormati keputusan pengadilan hari ini karena lembaga peradilan adalah benteng terakhir rakyat, termasuk saya sendiri," ujarnya.
Baca juga: Mantan Menteri Termuda Malaysia Syed Saddiq Tersandung Kasus Penyalahgunaan Dana Sumbangan Kampanye
Ia menambahkan, pihaknya siap menghadapi kritik masyarakat pasca-putusan tersebut.
"Untuk menjadi pemimpin yang dapat melakukan yang terbaik bagi negara, seseorang harus jujur dan bermoral untuk mewujudkan impian Malaysia. Saya akan menerima kritik apa pun karena saya tidak berbeda dengan orang lain di negeri ini,” tambahnya.
Syed Saddiq memeluk orang tuanya usai berbicara kepada pers. Ibunya menangis.
Mantan menteri pemuda dan olahraga itu mengatakan dia akan mengumumkan pada pukul 5 sore mengenai posisi kepemimpinannya sebagai anggota parlemen Muar dan presiden MUDA.
MUDA pada bulan September menarik dukungan untuk koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Perdana Menteri Anwar Ibrahim setelah penuntutan membatalkan tuduhan korupsi terhadap Wakil Perdana Menteri Zahid Hamidi.
Ajukan banding
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia sekaligus Presiden Partai Muda Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mengatakan bahwa dia akan membersihkan namanya dengan mengajukan banding.
Ini disampaikan setelah dia menerima putusan bersalah dari Pengadilan Tinggi pada Kamis (9/11/2023).
Dia mengatakan menghormati keputusan pengadilan, meski pun bertekad untuk menggunakan semua jalur hukum yang ada, dimulai dengan mengajukan banding pada Kamis malam..
“Saya akan menggunakan pengadilan dan sistem peradilan untuk membersihkan nama saya. Sebagai pengambil kebijakan, saya harus percaya pada lembaga peradilan dan saya menghormati keputusan pengadilan hari ini karena lembaga peradilan adalah benteng terakhir rakyat, termasuk saya sendiri,” kata Syed Saddiq, seperti dilansir dari The Star.
“Saya sudah membahas hal ini dengan pengacara saya. Kami akan mengajukan banding dan membiarkan sistem peradilan menjadi platform untuk membersihkan nama saya,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Pengadilan Tinggi.
Pengacaranya, Gobind Singh Deo, mengkonfirmasi kepada media bahwa putusan banding akan diajukan pada Kamis.
“Kami berharap setelah kami mengajukan banding, kami bisa segera mendapatkan tanggal persidangan,” kata anggota parlemen Damansara.
Mengomentari posisinya di Muda, Syed Saddiq mengatakan dia telah mengambil keputusan mengenai masalah tersebut, namun baru akan mengumumkannya hari ini pukul 17.00 setelah bertemu dengan anggota dan pimpinan partainya.
Ketika ditanya apakah ia siap mendengar kritik dari berbagai pihak menyusul putusan bersalah tersebut, Syed Saddiq mengatakan akan menerima hukuman apa pun.
Anggota parlemen Muar itu dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, denda RM10 juta atau Rp 34 miliar dan dua pukulan tongkat atas semua tuduhan bersekongkol dalam pelanggaran pidana terhadap kepercayaan (CBT), penyelewengan dana, dan pencucian uang.
Hukuman tersebut dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Tinggi Hakim Azhar Abdul Hamid pada Kamis yang memutuskan Syed Saddiq bersalah atas semua dakwaan yang dihadapinya.
Hakim memutuskan Syed Saddiq bersalah atas semua tuduhan bersekongkol dalam pelanggaran pidana kepercayaan (CBT), penyelewengan dana dan pencucian uang.
Dalam keputusannya, Hakim Azhar Abdul mengatakan bahwa pembela tidak memberikan eksepsi yang masuk akal atas keempat dakwaan yang dihadapi.
Sosok Syed Saddiq
Syed Saddiq Abdul Rahman ditunjuk menjadi Menteri saat usianya baru 25 tahun dan diketahui menjadi bagian penting dalam strategi Mahathir untuk pembangunan kaum muda.
Untuk memaksimalkan potensi Saddid, Mahathir menunjuknya untuk memimpin kementerian pemuda sekaligus menjadikan Saddiq menteri paling muda dalam sejarah Malaysia.
Penunjukan ini nampaknya amat tepat apalagi di saat warga Malaysia sangat menyambut keputusan Mahathir untuk turun gunung.
Saddiq lahir di Johor dari keluarga kelas menengah, dia mulai dilihat sebagai pembicara ulung yang menjadi bahan diskusi ketika menolak UMNO dan memilih "pecahannya", Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang merupakan bagian dari koalisi Pakatan Harapan.
Dilansir dari Kompas.com edisi 2 Juli 2018, dia bahkan menolak kesempatan beasiswa S-3 ke Oxford untuk bertarung dalam perebutan kursi parlemen di Muar, negara bagian Johor.
Muar, yang awalnya dianggap sebagai basis kuat UMNO, ternyata bisa ditaklukkan Saddiq yang meraup 6.953 suara namun peran pemuda ini jauh lebih dalam.
Saddiq membantu para politisi senior lebih terhubung dan mudah disentuh konstituen mereka dan sejak saat itu, hampir selalu terlihat bersama Mahathir baik dalam berbagai jumpa pers atau berbagai unggahan di media sosial.
Dengan lebih dari 987.000 "followers" akun Instagram-nya, Saddiq juga berperan menjadi pengelola siaran langsung tanya jawab dengan Mahathir lewat Facebook yang banyak menarik perhatian para pemuda negeri itu.
Belajar dari pengalaman sang ayah, Saddiq juga mengangkat buruknya kondisi kerja 400.000 warga Johor di Singapura.
Dalam sebuah video yang disaksikan 841.000 kali hanya di akun Facebook-nya saja, Saddiq menyamakan nasib para pekerja itu dengan ayahnya yang harus bekerja 17 jam sehari untuk menghidupi keluarganya.
Hubungan antara Mahathir dan Saddiq amat jelas.
Dalam sebuah video berdurasi 29 menit yang diunggah ke YouTube awal tahun ini, keduanya mendiskusikan keuntungan para pemuda Malaysia jika bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Syed Saddiq menyebut Mahathir sebagai "Cikgu Mahathir", sebuah julukan yang tak banyak orang berani menggunakannya.
Meski kini Saddiq menjadi salah satu menteri kabinet Mahathir, masih terlalu pagi jika menggadang-gadang dia sebagai "penerus" sang perdana menteri.
Sebab, bagi siapa saja yang memahami politik Malaysia, pasti memahami betapa hubungan yang terlalu dekat bisa menjadi racun di satu hari nanti.
Pernah Dihujat Suporter Sepak Bola Indonesia
Tahun 2019, Syed Saddiq pernah panen hujatan seusai insiden pengeroyokan suporter Indonesia lantaran tak ada pernyataan minta maaf bahkan menyebutnya hoax.
Nama Menteri Sukan dan Belia atau Menteri Pemuda dan Olahraga ( Menpora ) Malaysia, Syed Saddiq viral di media sosial seusai insiden pengeroyokan suporter Indonesia hingga muncul tagar #ShameOnYouSyedSaddiq di Twitter.
Bahkan yang terbaru, Menpora Syed Saddiq menyebut penusukan yang terhadap suporter Indonesia tersebut adalah hoax alias berita bohong.
Diketahui, suporter Indonesia menjadi korban pengeroyokan suporter Malaysia sehari sebelum laga di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Video pengeroyokan suporter Indonesia ini ramai beredari di media sosial dan sampai kepada Menpora Malaysia, Syed Saddiq.
Namun, tanpa ada permintaan maaf, Menpora Malaysia, Syed Saddiq hanya mengatakan bagi mereka yang mengalami tindak kekerasan agar melaporkan kepada polisi.
Tak lupa, Syed Saddiq juga menautkan postingan video cuplikan pengeroyokan suporter Indonesia ini.
(TribunKaltim.co/Tribun Jogja/Serambi Indonesia/Kompas.com)