Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah video yang diduga menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) generatif menampilkan gambar dan suara Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebar di media sosial.
Video tersebut menggunakan logo dan subjudul yang mirip dengan program berita aktual di lembaga penyiaran komersial, NTV (Nippon Television), sehingga terlihat seperti program TV yang sesungguhnya.
Terkait dengan peredaran video tersebut, Nippon Television dengan tegas membantah video itu adalah program yang dibuat oleh stasiun TV mereka.
"Kami benar-benar tidak bisa memaafkan penyalahgunaan ini, dan tolong masyarakat sangat hati-hati sekali atas kehadiran video palsu tersebut," ungkap Nippon Television.
Baca juga: VIDEO Momen PM Jepang Fumio Kishida Undang Para Pemimpin Negara ASEAN ke Tokyo Akhir Tahun Ini
Sementara itu Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, Senin (6/11/2023) lalu mengatakan bahwa dia akan menahan diri untuk tidak mengomentari unggahan media sosial tertentu.
"Dalam beberapa kasus, menyebarkan informasi palsu tentang pemerintah dapat merusak fondasi demokrasi. Hal ini seharusnya tidak terjadi. Tidak boleh dilakukan karena dapat mengakibatkan situasi kacau nantinya," kata Hirokazu Matsuno.
Menurut Matsuno, memposting informasi palsu dapat mengganggu masyarakat, menimbulkan masalah bagi orang lain, dan bahkan merupakan kejahatan.
"Jadi mohon jangan memposting informasi palsu," ujar Matsuno.
Mengenai tindakan penanggulangan disinformasi, Matsuno menyatakan, "Berdasarkan diskusi internasional dan diskusi para ahli di Dewan Strategi AI, Jepang ingin bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempertimbangkan langkah-langkah tegas yang diperlukan."
Kouichi Takeuchi, CEO Saneight spesialis di bidang AI mengungkapkan, "Jika Anda melihat lebih dekat apakah kata-kata dan mulut benar-benar cocok, keduanya tidak selaras, dan AI saat ini masih bergerak secara tidak wajar, seperti gerakan mata saat berbicara. Namun dalam tiga tahun, bahkan kami tidak akan bisa membedakannya."
Baca juga: Wanita di Jepang Tewas Terjatuh dari Jembatan Setinggi 40 Meter saat Merekam Rusa Liar
Pengakuan Pembuat Video
Daily Shinpo, Sabtu (11/11/2023) mengungkapkan kesaksian pembuat video palsu sebagai berikut.
"Pada sekitar Juli 2023 video palsu saya buat sekitar satu jam," papar sang pemalsu yang berusia 25 tahun tinggal di Osaka.
"Saya bisa melakukannya dalam dua minggu setelah mempelajarinya. Kemudian mempostingnya di NicoNico Douga dan Twitter, namun saat itu tidak menjadi viral. Ketika saya mempostingnya lagi pada 2 November, entah bagaimana hal itu menjadi topik hangat."
Pemalsu video PM Jepang itu mengakui setelah lulus dari sekolah menengah setempat, dia pernah mendapatkan pekerjaan.
"Saya tidak bisa bekerja sama sekali. Berhenti. Kini tidak bekerja."
Video dengan latar belakang dinding bergaya kantor seolah saat konferensi pers berlangsung lebih dari tiga setengah menit.
Ucapan yang diubah dengan kata-kata seolah perdana menteri pergi ke tempat sepi dekat Gedung Diet Nasional bersama seorang pekerja jalanan dan pekerja teknik sipil.
"Kami minum sake Shikotama dan mulai mabuk," kata Kishida dalam video tersebut.
"Pada bulan Mei tahun ini, saya melihat berita bahwa Perdana Menteri Kishida bertemu dengan AI yang mempelajari suaranya sendiri. Saat itu, Perdana Menteri bereaksi seperti, 'Wow, itu luar biasa.' Apakah itu oke?"
"Saya memasukkan data ke perangkat lunak AI yang mempelajari pola dan hubungannya sendiri dan membuat konten baru. Juga memperoleh perangkat lunak pengubah suara dari platform pertukaran perangkat lunak online gratis."
"Kemudian saya membacakan teks menggunakan bahasa mirip Kishida. Teks aslinya didasarkan pada konten terkenal yang diposting di papan pesan online untuk kaum gay."
"Saya mengambil mikrofon, memasukkannya ke dalam perangkat lunak, dan mengubahnya menjadi suara Kishida-san."
"Dengan menggunakan perangkat lunak AI lainnya, video tersebut diedit sehingga perdana menteri dapat melakukan sinkronisasi bibir dengan audionya."
"Video diselesaikan dengan mengedit subtitle dan gambar di Photoshop," jelas sang pembuat video yang mengaku membuat video palsu itu untuk lucu-lucuan saja.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.