Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tanggal 13 September lalu kabinet PM Jepang Fumio Kishida diganti yang baru dengan masuknya 5 menteri wanita terbanyak selama sejarah Jepang.
Ternyata tingkat popularitas kabinet masih sama saja dibandingkan sebelumnya.
Dua media Jepang yang melakukan survei, Yomiuri dan Mainichi, menghasilkan tingkat popularitas yang tetap tidak berubah hingga kini (17/9/2023).
Peringkat persetujuan Kabinet Kishida tetap tidak berubah di 35 persen, perombakan kabinet tidak menyebabkan peningkatan kekuasaan, ungkap hasil jajak pendapat Yomiuri.
Yomiuri Shimbun mengadakan jajak pendapat nasional darurat pada tanggal 13 dan 14 September. Peringkat persetujuan Kabinet Kishida sebesar 35%, sama dengan survei sebelumnya (25-27 Agustus) sebelum reshuffle, dan peringkat persetujuan terendah sejak Kabinet Kishida dilantik selama tiga bulan berturut-turut sejak survei sebelumnya (21-23 Juli).
Tingkat ketidaksetujuannya sebesar 50%, sama dengan survei sebelumnya.
Perombakan kabinet dan pengangkatan pengurus LDP tidak membawa kebangkitan popularitas pemerintahan.
Tingkat dukungan partai adalah 31% untuk Partai Demokrat Liberal (30% terakhir kali), 6% untuk Partai Restorasi Jepang (6% tahun lalu), dan 4% untuk Partai Demokrat Konstitusional (3% terakhir kali). Kelompok independen menyumbang 41% (dibandingkan dengan 44%).
Koran Jepang lain, Mainichi Shimbun mengadakan jajak pendapat nasional pada tanggal 16 dan 17 September.
Peringkat persetujuan Kabinet Kishida tetap tidak berubah pada 25%, turun 1 poin dari survei sebelumnya yang dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Agustus (26%).
Angka persetujuan sebesar 25% tersebut sama dengan survei Desember 2022 yang merupakan terendah sejak Kabinet Kishida dilantik.
Survei ini adalah bulan ketiga berturut-turut peringkat persetujuan turun di bawah 30%.
Tingkat ketidaksetujuannya sebesar 68%, sama dengan survei sebelumnya.
Baca juga: Besok PM Jepang Fumio Kishida Umumkan Kabinet Baru, Hirokazu Matsuno Kabarnya akan Dipertahankan