TRIBUNNEWS.COM - Rusia menempatkan pecandu narkoba dan alkohol dengan mengirim mereka ke garis depan di Ukraina.
Dilansir Kyiv Independent, disiplin yang buruk dan penyalahgunaan narkoba telah menjangkiti pasukan Rusia di Ukraina sejak dimulainya invasi skala penuh pada 24 Februari 2022.
Para pecandu narkoba dan alkohol itu tergabung dalam detasemen penyerangan Storm-Z.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, secara efektif detasemen penyerangan Storm-Z merupakan unit dengan posisi paling berisiko.
Sebuha laporan investigasi Meduza menyatakan satu dari 10 tentara dilaporkan menghisap ganja.
"Banyak juga yang menggunakan obat-obatan keras," papar outlet independen, Verstka.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-629: Rencana Xi Jinping dan Biden akan Bahas Ukraina di KTT APEC
Para penyelundup narkotika juga menjual obat-obatan sintetis seperti mephedrone ke tentara Rusia.
Bahkan peralatan obat-obatan kerap ditemukan di lokasi pertempuran yang sudah hancur.
"Jujur saja, tidak ada seorang pun di sini yang menginginkan keributan, narkoba di batalyon adalah noda bagi kita semua," kata seorang tentara kepada Meduza.
"Tidak ada yang membutuhkan jaksa dan Komite Investigasi di sini," imbuhnya.
"Lebih mudah untuk mengurung mereka selama dua hari dan menulis dokumen yang menyatakan mereka akan dipindahkan ke Storm. Mereka tidak bisa mengatakan tidak," jelas seorang tentara kepada Meduza.
Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina
Sejak pertempuran dimulai, Rusia telah kehilangan 313.470 tentara di Ukraina, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pembaruan pagi hari pada Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Badan Intelijen Rusia: Di Balik Pintu, AS Serukan Israel Percepat Operasi Gaza, Demi Citra Biden
Jumlah ini termasuk 920 korban yang diderita pasukan Rusia dalam satu hari terakhir.