News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Hadapi Krisis Pangan, PPB: Anak-anak Berpotensi Alami Stunting dan Gizi Buruk

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jutaan rumah tangga di Jalur Gaza menderita kerawanan pangan akibat aksi blokade yang dilakukan militer Israel.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengungkap, saat ini sebanyak jutaan rumah tangga di Jalur Gaza menderita kerawanan pangan akibat aksi blokade yang dilakukan militer Israel.

Tak hanya itu pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan penghentian pasokan listrik, bahan bakar, dan bahan pangan, kini ratusan anak dan balita terancam mengalami stunting dan gizi buruk lantaran tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

“Sebelum 7 Oktober, sebanyak 33 persen penduduk menghadapi kerawanan pangan. Kini dapat kami pastikan bahwa 100 persen penduduk sudah menghadapinya,” kata Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency.

Baca juga: Hujan Deras di Gaza Picu Kekhawatiran Baru, Karim Mreish: Pengungsi Berdoa agar Hujan Berhenti

Meski akses masuk di pintu perbatasan Rafah yang memisahkan Gaza dan Mesir telah diperlonggar, namun sayangnya dari ratusan truk bantuan kemanusiaan yang mengantri hanya 19 persen yang diperbolehkan masuk ke wilayah Gaza.

Israel bersikukuh tindakan blokade dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, sayangnya akibat aksi pemblokiran akses pangan kini jutaan warga Palestina tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.

Badan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med bahkan menggambarkan situasi yang tengah terjadi di Gaza sebagai "perang kelaparan".

“Sejak dibukanya kembali pintu perbatasan Rafah kami hanya dapat mengirim 40 sampai 50 truk sementara kami membutuhkan 100 truk per hari agar bisa memberikan bantuan pangan kemanusiaan yang berarti bagi warga di Gaza,” kata Kyung-nan.

Imbas blokade tersebut kini 23 pabrik roti di Gaza yang terafiliasi oleh FAO kehabisan stok bahan pangan hingga tidak dapat menjalankan program pembagian makanan gratis kepada masyarakat sekitar.

“WFP sebelumnya bekerja sama dengan lebih dari 23 toko roti di Gaza, namun hanya tersisa satu yang masih beroperasi akibat minimnya bahan bakar dan pasokan. Mirisnya banyak pengungsi rela mengantri 10 hari namun karena krisis bahan pangan mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa,” tutur Kyung-nan.

Gaza Diguyur Hujan

Di tengah ancaman kerawanan pangan yang melanda jutaan warga Gaza, sebagian besar wilayah Gaza dilaporkan diguyur hujan pada Selasa (14/11/2023).

Puluhan orang bahkan menampakkan rasa gembiranya karena awan dan curah hujan akan menyulitkan jet tempur Israel dalam melakukan serangan. Kondisi serupa juga tampak pada tempat lain, dimana puluhan anak-anak terlihat bermain-main air hujan dengan gembira.

“Dengan krisis air di Gaza, warga Palestina menghilangkan dahaga mereka dengan hujan di bulan November,” tulis akun @ Time Of Gaza.

Kendati dianggap sebagai berkah namun kehadiran hujan ini menjadi tantangan baru bagi warga Palestina. Lantaran hujan deras membuat para pengungsi kehilangan tempat bernaung dari pengeboman keji penjajah Zionis Israel.

Selain itu aliran air hujan juga berpotensi mempercepat penyebaran bakteri yang berasal dari kontaminasi tumpukan jenazah yang belum sempat terkubur.

“Terpal nilon, tenda dan kayu tidak akan tahan terhadap banjir. Orang yang tidur di lantai, apa yang akan mereka lakukan? Ke mana mereka akan pergi?” kata salah satu pengungsi Afyeza Srour.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini