TRIBUNNEWS.COM - Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam (cabang militer kelompok Hamas Palestina), mengumumkan ia kehilangan kontak dengan sejumlah kelompok yang bertugas melidungi sandera di Jalur Gaza.
"Nasib para sandera masih belum diketahui setelah hilang kontak," kata Abu Ubaida pada Sabtu (18/11/2023) malam.
Brigade al-Qassam beberapa kali memperingatkan pemboman Israel di Jalur Gaza dapat menewaskan dan melukai sandera.
Sebelumnya, Abu Ubaida mengumumkan 60 sandera terbunuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada 5 November 2023.
"Setelah operasi pencarian, 23 jenazah di antaranya masih hilang di bawah reruntuhan hingga saat ini," kata Abu Ubaida di saluran Telegram pada Minggu (5/11/2023), dikutip Al Jazeera.
"Sepertinya kita tidak bisa mencapai mereka karena agresi brutal pendudukan yang terus berlanjut terhadap Gaza," tambahnya.
Baca juga: Jerman Kritik Invasi Israel di Tepi Barat, Sindir Arab Tak Bantu Palestina
Setelah memulai operasi Badai Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Hamas mengumumkan jumlah sandera antara 200-240 warga Israel dan warga negara lain.
Di antara para sandera, terdapat personel militer berpangkat tinggi dan Hamas ingin menukar mereka dengan warga Palestina termasuk anak-anak yang ditahan di penjara Israel.
Sejauh ini, Hamas membebaskan empat sandera wanita di antara 240 orang.
Baca juga: Israel Serang 2 Sekolah PBB di Kamp Jabalia, Lebih dari 80 Warga Gaza Tewas
Sementara itu, keluarga sandera yang ditahan Hamas, menggelar demo dari Tel Aviv ke depan kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem pada Sabtu (18/11/2023).
Para demonstran mendesak Netanyahu untuk melakukan penukaran sandera.
Belum ada kabar mengenai kesepakatan penukaran sandera Hamas dengan Israel yang ditengahi Qatar dan Amerika Serikat.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Jubir Prancis: Bukan Tugas Israel Putuskan Siapa yang Memerintah Gaza di Masa Depan
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menculik kurang lebih 240 orang di Israel setelah memulai Operasi Badai Al-Aqsa di Israel, yang menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dengan membombardir Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (18/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel