TRIBUNNEWS.COM - Pemberontak Houthi di Yaman kini menguasai kapal kargo Galaxy Leader yang dioperasikan NYL Line setelah membajaknya di Laut Merah bagian selatan sebagai aksi pembelaaan mereka kepada Palestina atas serangan genosida yang dilakukan militer Israel di Gaza.
Juru bicara Houthi mengklaim sebagai pihak yang membajak kapal tersebut, yang dilaporkan milik seorang pengusaha Israel.
Kelompok Houthi saat ini menguasai Yaman utara dan pantai Laut Merah. Mereka mengatakan kapal itu milik Israel, namun Israel membantahnya dan menyatakan kapal kargo tersebut milik perusahaan Inggris dan dioperasikan Jepang.
Israel juga menyatakan tidak ada anak buah kapal yang berkewarganegaraan Israel di dalam kapal tersebut.
Sekitar 25 orang diyakini berada di kapal Galaxy Leader dan dilaporkan sebagian kepemilikan kapal tersebut adalah seorang pengusaha Israel dan berlayar dengan bendera Bahama.
Pemberotak Houthi membajak kapal tersebut dalam perjalanan dari Turki ke India.
Rincian kepemilikan dalam database pelayaran publik mengaitkan pemilik kapal dengan Ray Car Carriers, yang didirikan oleh Abraham “Rami” Ungar, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Israel.
Ungar mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa dia mengetahui kejadian tersebut tetapi tidak dapat berkomentar karena dia menunggu rinciannya.
Baca juga: Negara-negara Arab Enggan Jadi Tukang Cuci Piring Pasca Kehancuran Gaza oleh Kebrutalan Israel
Sebuah kapal yang terkait dengannya mengalami ledakan pada tahun 2021 di Teluk Oman. Media Israel menyalahkan Iran pada saat itu.
Pelayaran internasional sering kali melibatkan serangkaian perusahaan manajemen, bendera, dan pemilik yang tersebar di seluruh dunia dalam satu kapal.
Houthi terlibat dalam perang Israel-Gaza
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan penyitaan kapal itu adalah respons terhadap “tindakan keji terhadap saudara-saudara Palestina kita di Gaza dan Tepi Barat”.
“Jika komunitas internasional lebih mementingkan keamanan dan stabilitas regional, daripada memperluas konflik, maka agresi Israel terhadap Gaza harus diakhiri,” tulisnya di X.
Houthi telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak 7 Oktober, ketika serangan Hamas di Israel memicu serangan darat dan udara Israel di Gaza.
Pekan lalu, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran mengatakan mereka dapat menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb.
Saree memperbarui peringatannya bahwa kapal apa pun milik Israel atau pihak yang mendukungnya akan menjadi target sah pasukan Houthi.
“Kami menegaskan kelanjutan operasi militer kami terhadap [Israel] sampai agresi dan kejahatan buruk terhadap saudara-saudara Palestina kami di Gaza dan Tepi Barat berhenti,” kata Saree.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak terlibat dalam kepemilikan kapal Galaxy Leader, termasuk untuk pengoperasian maupun keterlibatan awak kapalnya.
Mereka menuduh serangan itu adalah “tindakan terorisme Iran” yang mempunyai konsekuensi terhadap keamanan maritim internasional.
“Ini… mewakili peningkatan permusuhan Iran terhadap warga dunia bebas, yang juga berdampak internasional terhadap keamanan rute pelayaran global,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri, tanpa memberikan bukti apa pun mengenai tindakan Iran. keterlibatan.
“Tidak ada orang Israel di kapal itu,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa 25 awak kapal tersebut berasal dari Ukraina, Meksiko, Filipina, Bulgaria, dan negara-negara lain.
“Iran di masa lalu telah menjauhkan diri dari berbagai kelompok bersenjata di Timur Tengah yang menentang Israel,” kata Dorsa Jabbari dari Al Jazeera, melaporkan dari ibu kota Iran, Teheran.
“Tetapi mengingat pemboman terus-menerus yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan apa yang mereka sebut sebagai ‘genosida’ terhadap penduduk Palestina, Iran mengatakan bahwa konflik tersebut dapat menyebar.”
Pemerintah Jepang hari Senin ini menyatakan “mengutuk keras” penyitaan kapal yang dioperasikan oleh Nippon Yusen. Operator Jepang sebelumnya pada hari Senin mengatakan pihaknya tidak dapat segera mengkonfirmasi kepemilikan kapal tersebut, menurut kantor berita AFP.
Sementara itu, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Washington “menyadari situasi tersebut dan memantaunya dengan cermat”.
“Penyitaan kapal Galaxy Leader di Laut Merah oleh Houthi merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam sebuah pernyataan.
“Kami menuntut pembebasan segera kapal dan awaknya. Kami akan berkonsultasi dengan mitra PBB kami untuk langkah selanjutnya yang tepat.”