Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Palestina Yang Mulia Dr. Zuhair S.M. Al Shun, mengatakan serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina merupakan genosida.
Dirinya bahkan mengatakan serangan Israel ke Palestina merupakan bentuk Holocaust baru.
Holocaust merupakan peristiwa genosida yang dilakukan oleh Jerman yang saat itu dipimpin Hitler kepada etnis Yahudi pada Perang Dunia kedua.
Baca juga: AS Enggan Dijuluki Genosida Joe, John Kirby: Israel Tak Berniat Hapus Palestina
"Apa yang terjadi ini adalah genosida oleh Israel dan holocaust baru," ujar Zuhair di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Zuhair mengatakan Israel dalam serangan ini telah menyerang masyarakat sipil dan anak-anak.
Menurut Zuhair, serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit As-Syifa, adalah bentuk pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan dan hukum internasional.
"Agresi Israel selalu seperti itu, mereka tidak percaya nilai kemanusiaan mereka tidak percaya terhadap hukum," ucap Zuhair.
Baca juga: Indonesia Kembali Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina Senilai Rp31,9 Miliar
Para warga Gaza, kata Zuhair, kesulitan mencari air, makanan, dan obat-obatan.
"Mereka mencari itu semua, tidak ada obat-obatan, tidak ada air, tidak ada makanan di Gaza. Semuanya dibombardir Israel. Kita Kita ingin mencari perdamaian. Perdamaian sejati," ungkap Zuhair.
Dirinya menegaskan bangsa Palestina akan terus berjuang untuk mempertahankan Tanah Airnya.
"Palestina menderita. Kepada siapa kami harus pergi. Siapa yang bisa kita minta tolong, kecuali tuhan. Jadi kami berjuang, melanjutkan perjuangan kami. Ini tanah kita," pungkas Zuhair.
Seperti diketahui, pihak berwenang di Gaza pada Senin (20/11/2023) mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media pemerintah Hamas yang berbasis di Gaza menyampaikan, jumlah korban tewas tersebut mencakup 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.
Korban tewas juga mencakup 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat pertahanan sipil, dan 60 jurnalis.