TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata selama empat hari dimulai pada hari ini, Jumat (24/11/2023) pukul 7 pagi waktu setempat.
Badan-badan kemanusiaan PBB bersiap memasuki Gaza jelang jeda kemanusiaan selama empat hari.
Sejumlah badan kemanusiaan telah menimbun bantuan yang sangat dibutuhkan.
Ketua Program Pangan Dunia (WFP) PBB, Cindy McCain, mengatakan badan tersebut dengan cepat melakukan mobilisasi untuk meningkatkan bantuan di Gaza setelah akses yang aman diberikan.
"Truk-truk WFP menunggu di penyeberangan Rafah, memuat makanan yang diperuntukkan bagi keluarga-keluarga di tempat penampungan dan rumah-rumah di seluruh Gaza, dan tepung terigu untuk toko roti agar dapat kembali beroperasi," ujarnya, Jumat, dilansir The Guardian.
Baca juga: Bahas Israel Serang Gaza, Wapres Ajak Uskup Agung Athena Serukan Gencatan Senjata
Berdasarkan kesepakatan, Israel akan mengizinkan hingga 300 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Kesepakatan itu setelah lebih dari enam minggu pemboman, pertempuran sengit dan blokade bahan bakar, makanan, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya yang melumpuhkan Gaza.
Lebih dari 73 truk bantuan pangan WFP telah sampai ke Gaza sejak pengiriman bantuan terbatas melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir dilanjutkan pada 21 Oktober 2023.
Mesir akan Kirim Solar dan Gas
Sementara itu, Pemerintah Mesir mengatakan 130.000 liter solar dan empat truk gas akan dikirimkan setiap hari ke Gaza selama gencatan senjata sementara.
Kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, menjelaskan 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.
Selama berminggu-minggu, Israel telah memblokir bahan bakar memasuki Gaza sebagai bagian dari pengepungannya terhadap wilayah kantong Palestina.
Baca juga: Tentara Israel Banyak yang Stres, 1.600 IDF Jadi Cacat Fisik Akibat Perang Gaza Lawan Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, kekurangan pasokan memaksa rumah sakit, toko roti, dan fasilitas lainnya tutup.
Sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah.
Jeda Pertempuran 4 Hari
Mediator Qatar telah mengumumkan gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, yang berbasis di Jalur Gaza, akan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat pada hari Jumat.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari.
Penghentian singkat pertempuran, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, disambut baik setelah berminggu-minggu pemboman intensif dan memburuknya kondisi kemanusiaan di Gaza.
Baca juga: Kisah Pilu Anak-anak Korban Perang di Gaza: Dijahit Tanpa Anestesi, Tidur Tak Pakai Alas Kasur
Pada pukul 4 sore waktu setempat, 13 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan.
Selama empat hari, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak, dari sekitar 240 orang yang ditawan oleh kelompok tersebut selama serangannya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, yang telah lama dianggap oleh orang-orang Palestina sebagai korban pendudukan Israel yang memasukkan mereka ke dalam penjara tanpa proses hukum yang layak.
Baca juga: PBB: 22 Petugas Kesehatan Tewas di Gaza sejak Awal Serangan Israel
Israel telah memberikan daftar sekitar 300 tahanan Palestina yang mungkin dibebaskan.
Namun, Israel mengatakan pasukannya akan melarang perayaan pembebasan mereka.
Kini, lebih dari 14.800 orang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)