TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan, perdana menteri saat ini, Benjamin Netanyahu harus dicopot dari jabatannya karena "berbahaya."
Ehud Olmert mengatakan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya merupakan “bahaya nyata” bagi stabilitas Israel.
Olmert menyampaikan pernyataan itu saat wawancara dengan editor urusan internasional Sky News, Dominic Waghorn, Kamis (23/11/2023).
Berbicara sebelum gencatan senjata dan pembebasan sandera, Olmert mengatakan jeda pertempuran dapat memicu protes luas di Israel terhadap Netanyahu.
"Orang-orang Israel tidak tahan terhadapnya, jika ada jeda beberapa hari, mereka akan mengubah arah dan pindah ke rumah atau kantornya dan, Anda tahu, akan ada demonstrasi seperti yang belum pernah terlihat di negara kami,” katanya.
“Besarnya kemarahan yang menumpuk di dalam diri masyarakat sungguh luar biasa,” tambahnya.
Baca juga: Kronologi Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata 4 Hari, Pengamat: Netanyahu Terjebak
Olmert mengatakan Netanyahu akan menghadapi tekanan serius dan harus segera meninggalkan jabatannya.
“Sejauh yang saya ketahui, berdasarkan penilaian saya mengenai apa yang baik bagi Israel atau tidak, dia harus pergi hari ini," ujarnya.
"Dia harus pergi sekarang juga. Dia harus diusir sesegera mungkin."
“Dia benar-benar bahaya bagi stabilitas, solidaritas, masyarakat Israel dan kemampuan Israel untuk kembali ke kehidupan normal, yang merupakan sesuatu yang kita perlukan setelah bencana mengerikan yang kita alami ini."
Olmert mengatakan dia tidak segan-segan mengungkapkan pendapatnya dan menambahkan bahwa negarawan senior dalam politik Israel menyadari apa yang ia pikirkan.
Dia melanjutkan: “Saya mengatakannya berulang kali, pada saat ini dan detik ini, dia harus pergi."
"Dan menurut saya Netanyahu, seperti yang dikatakan Thomas Friedman dari New York Times, adalah pemimpin terburuk dalam sejarah umat Yahudi."
Mengutip Politico, Ehud Olmert menjabat sebagai Perdana Menteri Israel antara tahun 2006 dan 2009.