Mereka kemudian dibawa ke Rafah, kemudian 13 sandera warga Israel akan dibawa ke rumah sakit di Israel untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum pulang ke rumah.
"Warga negara kami menjalani pemeriksaan kesehatan awal dan keluarga mereka diberitahu oleh pejabat yang ditunjuk bahwa mereka telah kembali," kata kantor perdana menteri Israel dalam pernyataan.
Mereka termasuk empat anak-anak dan enam wanita lanjut usia.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pemerintahannya berkomitmen untuk mengembalikan semua tawanan yang tersisa.
Selama gencatan senjata dan pembebasan tahanan ini, Israel melarang warga Palestina merayakan kembalinya anggota keluarga mereka dari penjara Israel.
Otoritas Israel juga mencegah tetangga dan wartawan untuk berkumpul di sekitar rumah beberapa tahanan Palestina untuk menghilangkan gambaran kemenangan Hamas.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Israel Konfirmasi Hamas Serahkan 13 Sandera ke Palang Merah, Ismail Haniyeh Tegaskan Hal Ini
Kesepakatan pembebasan 50 sandera Hamas dan 150 tahanan Palestina di penjara Israel ini menyusul pemboman Israel yang masif di Jalur Gaza.
Israel menanggapi Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 14.758 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (24/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel