Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Kelompok militan Palestina Hamas mengonfirmasi telah membebaskan sebanyak 24 sandera pada hari pertama gencatan senjata yang berlangsung Jumat (24/11/2023).
Para sandera tersebut dipindahkan keluar dari Gaza dan diserahkan kepada pihak berwenang Mesir di perbatasan Rafah, didampingi oleh delapan anggota staf Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
"Kami baru saja menyelesaikan pemulangan gelombang pertama sandera kami. Anak-anak, ibu mereka, dan perempuan lainnya,” kata Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel.
Baca juga: Serangan Sporadis Militer Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza
“Tetapi saya menekankan kepada Anda, keluarga, dan warga Israel bahwa kami berkomitmen untuk memulangkan semua sandera kami,” sambungnya.
Para sandera yang dibebaskan akan menjalani pemeriksaan medis di dalam wilayah Israel sebelum dibawa ke rumah sakit untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ada peluang nyata untuk memperpanjang gencatan senjata dan jeda pertempuran merupakan hal penting untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Gencatan senjata harus berlangsung selama mungkin untuk memastikan masyarakat Gaza menerima barang-barang penting seperti obat-obatan, makanan, air dan bantuan,” kata Biden.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata Israel-Hamas yang berlangsung selama empat hari, 50 sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan sebagai ganti dari 150 perempuan dan anak-anak Palestina di antara ribuan tahanan di penjara-penjara Israel.
Adapun gencatan senjata tersebut dapat diperpanjang apabila sebanyak 10 sandera dibebaskan setiap harinya.