TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Sebanyak 39 tahanan asal Palestina yang dipenjara di Damon dan Megiddo Israel dibebaskan, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas fase pertama.
Dengan mengenakan seragam warna abu, puluhan tahanan asal Palestina disambut di jalanan dengan diiringi kalimat takbir.
Momen tersebut menjadi sakral lantaran pembebasan tahanan ini merupakan kali pertama yang dilakukan Israel semenjak eskalasi perang meningkat.
Baca juga: Hamas Bebaskan 13 Sandera Israel dan 4 Warga Thailand, 39 Tahanan Palestina Kembali ke Keluarganya
Adalah Marah Bakeer, satu dari 39 tahanan asal Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel, wanita 24 tahun ini dipenjara ketika berusia 16 tahun saat masih bersekolah, setelah dituduh berusaha menusuk petugas Israel pada Oktober 2015 ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.
Meski pulang dalam keadaan selamat, namun Bakeer mengatakan bahwa selama ditahan pemerintah Israel banyak tahanan yang mengalami siksaan dan tak pernah mendapatkan perawatan medis selama bertahun-tahun.
“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi saat ditahan,” katanya. Bakeer sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
“Tahun-tahun yang dihabiskan di penjara sangatlah berat. Tetapi saya memiliki kepribadian yang kuat dan iman kepada Tuhan. Dukungan berkelanjutan dari keluarganya membantunya mengatasi masa-masa sulit, selama dalam tahanan," tambah Bakeer.
Baca juga: Israel Cegah Pers Wawancarai Tahanan Palestina yang Dibebaskan, Langsung Bubarkan Massa
Israel Larang Palestina Untuk Merayakan Kepulangan Tahanan
Sementara itu pasca pembebasan tahanan fase pertama dilakukan, para tentara Israel memperingatkan warga Palestina untuk tidak menunjukkan kegembiraan atau perayaan atas pembebasan sandera.
Dalam kesempatan tersebut tentara Israel sempat melontarkan ancaman apabila para pengungsi Palestina nekat melakukan perayaan atas pembebasan puluhan sandera di rumah mereka di Tepi Barat.
“Sebelum anak kami dibebaskan, kami dibawa ke markas polisi di Yerusalem dan diperingatkan untuk tak menunjukkan tanda-tanda kegembiraan, mereka (Israel) mengancam akan menyerbu rumah dan menangkap saya jika kami merayakannya,” ujar Jawdat ayah Bakker.