News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Menlu Retno Sebut 1,7 Juta Warga Gaza Mengungsi Dalam Sebulan, Terbesar Sepanjang Sejarah Sejak 1948

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah keluarga di Palestina kini diliputi rasa cemas menantikan pembebasan anak-anak mereka dari penjara Israel menyusul kesepakatan gencatan senjata antara tentara Israel dan pejuang Hamas pada hari pertama mulai Jumat pagi, 24 November 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mencatat setidaknya ada 1,7 juta warga Gaza mengungsi sejak serangan militer Israel dimulai 9 Oktober 2023.

Angka ini terbesar sepanjang sejarah sejak 1948 yang lalu.

Baca juga: Menlu Retno Sebut Hujan Bom Israel ke Gaza Selama 6 Hari Setara Serangan AS ke Afghanistan Setahun

Menurutnya, angka yang mengungsi tersebut dinilai setara dengan 80 persen populasi warga Palestina di Gaza.

"UNRWA mencatat hampir 1,7 juta orang atau 80 persen populasi di Gaza dinyatakan mengungsi dari rumahnya. Menurut UNRWA, Ini adalah jumlah displacement warga Palestina dengan skala terbesar sejak 1948," kata Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Jakarta, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Niat Bubarkan Hamas, Kepala Staf IDF: Israel akan Kembali Serang Gaza usai Gencatan Senjata Berakhir

Mirisnya, Retno menjelaskan bahwa 60 persen rumah warga Gaza dirusak dan tidak dapat ditinggali lagi karena diserang militer Israel.

Tak hanya rumah, mereka juga menyerang infrastruktur yang ada di Gaza.

"Tingkat kerusakan infrastruktur juga sangat masif dan prihatinkan. Secara total sekitar 60 persen perumahan di jalur Gaza tidak dapat ditinggali," katanya.

Retno pun mengungkap data WHO yang mencatat bahwasanya militer Israel bertanggung jawab atas kejahatan perang dengan menyerang 335 fasilitas kesehatan di Palestina sejak 7 Oktober 2023z

Menurutnya, fasilitas kesehatan yang dirusak tidak hanya di jalur Gaza yang dipimpin oleh Hamas. Akan tetapi, mereka juga menyerang fasilitas kesehatan di Tepi Barat yang dipimpin Fatah.

"WHO mencatat 335 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Palestina dilakukan sejak 7 Oktober. 165 serangan berlangsung di Gaza, 171 berlangsung di Tepi Barat," katanya.

Baca juga: Menteri Pertahanan Israel: Kami akan Serang Gaza dengan Kekuatan Penuh Seusai Gencatan Senjata

"Untuk Gaza, situasi diperparah karena sulitnya akses listrik air dan obat-obatan yang sebabkan banyak pasien kritis tidak banyak ditangani, termasuk bayi-bayi yang lahir prematur," sambungnya.

Retno mengungkap, setidaknya Israel memberikan 'hujan bom' ke Gaza sebanyak 6.000 ribu bom dengan berat 4.000 ton. Bom tersebut diluncurkan dalam 6 hari pertama ke Gaza.

"Dalam kurun waktu 6 hari pertama saja militer Israel mengklaim telah jatuhkan 6 ribu bom seberat 4 ribu ton dan sebagai perbandingan AS menjatuhkan jumlah yang hampir setara di Afganistan dalam waktu 1 tahun," katanya.

Retno pun mencatut data dari Kantor Berita Palestina yang mencatat adanya lebih dari 14.800 korban jiwa terhitung per 23 November 2023. Mirisnya, 68 persen korban jiwa merupakan anak-anak dan perempuan.

"Jumlah korban luka mencapai 36 ribu orang. Sebagian besar korban luka juga merupakan anak-anak dan perempuan. Tingkat kerusakan infrastruktur juga sangat masif dan prihatin kan. Secara total sekitar 60 persen perumahan di jalur Gaza tidak dapat ditinggali," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini