News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pasokan Senjata Tak Stabil, Presiden Ceko: Barat Ingkar Janji dengan Ukraina

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ceko Petr Pavel berpidato di depan anggota parlemen Eropa selama sesi pleno di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis timur, pada 4 Oktober 2023. -- Petr Pavel mengatakan pasokan senjata ke Ukraina berkurang. Menurutnya, negara Barat mengingkari janji dengan Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Uni Eropa, Presiden Ceko, Petr Pavel mengatakan negara-negara Barat gagal menyediakan senjata yang cukup kepada Ukraina untuk mengusir Rusia dari wilayahnya.

Pasokan senjata yang tidak stabil tersebut menghambat kemampuan Kiev untuk melakukan operasi militer skala besar.

“Kami tidak punya pilihan selain memberikan segalanya kepada Ukraina untuk memenuhi tujuannya memulihkan kedaulatan dan kendali atas perbatasannya. Jika tidak, maka ini akan menjadi kekalahan bagi kami,” kata Petr Pavel dalam wawancara dengan surat kabar Italia, Corriere della Sera, pada Senin (27/11/2023).

“Sayangnya… kami tidak menepati janji kami untuk memasok amunisi artileri kepada Ukraina, pelatihan untuk (jet tempur) F-16 tidak berjalan secepat yang seharusnya,” lanjutnya.

Mantan jenderal NATO itu mengatakan, meski Perancis dan Inggris telah memberi rudal jarak jauh Storm Shadow kepada Ukraina, Jerman sejauh ini lambat dalam mengikuti langkah tersebut dan mengirimkan roket Taurus jarak jauhnya sendiri.

Baca juga: Anggota NATO Kehabisan Senjata, Pasok Ukraina Hanya Bisa 30 Persen Dari yang Dijanjikan

“Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam pengiriman dan ketidakpastian di pihak Ukraina bukanlah dasar yang baik untuk perencanaan militer,” kata Presiden Ceko itu.

Petr Pavel juga mengingat peringatannya pada Juli 2023, "Ukraina pada dasarnya hanya mempunyai satu kesempatan untuk melancarkan serangan balasan besar-besaran."

Menurutnya, serangan balasan itu menuntut biaya yang mahal, memakan waktu dan penuh dengan pertimbangan politik yang dijadwalkan tahun 2024.

“Alasan saya didasarkan pada pengamatan tahun depan akan ada pemilu di Rusia, Amerika Serikat, dan kemungkinan juga di Ukraina,” ujarnya.

Rusia Siapkan Serangan Musim Dingin ke Ukraina

Seorang tentara Rusia berjaga di instalasi pembangkit listrik di wilayah Luhansk. (ALEXANDER NEMENOV/AFP via Getty Images)

Baca juga: Badai Dahsyat Melanda Rusia dan Ukraina, Infrastruktur Rusak hingga Aliran Listrik Terputus

Petr Pavel menyatakan musim dingin mendatang akan sangat sulit bagi Ukraina karena kerusakan parah pada infrastruktur yang disebabkan oleh serangan Rusia.

Hal itu, menurut Petr Pavel, kemungkinan dapat menurunkan semangat negara-negara Barat. 

"Negara-negara itu juga akan menjadi lebih enggan untuk mendukung Ukraina karena rasa frustrasi akan semakin meningkat,” klaim pemimpin Ceko tersebut, dikutip dari Ukrainska Pravda.

“Tentu saja, hal ini menciptakan situasi yang tidak menguntungkan bagi kelanjutan operasi serangan balasan,” lanjutnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini