TRIBUNNEWS.COM – Taipan besar asal Amerika Serikat (AS), Elon Musk, belum bisa memenuhi undangan Hamas untuk berkunjung ke Gaza.
Dalam cuitannya di media sosial X atau Twitter, Musk mengaku belum siap melawat ke wilayah yang didera perang itu lantaran situasi di sana masih berbahaya.
“Saat ini tampak agak berbahaya, tetapi saya sungguh yakin bahwa Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan bagus untuk semua pihak,” tulis dia di X.
Sebelumnya, Musk berkunjung ke Israel dan bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, guna melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan Hamas.
Setelah lawatan itu, Musk diundang ke Gaza oleh Osama Hamdan, salah satu pemimpin senior Hamas.
“Kami mengundang Anda berkunjung ke Gaza untuk melihat seberapa besar pembantaian dan kerusakan yang terjadi terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” ujar Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, Selasa, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Elon Musk Diundang Hamas ke Jalur Gaza setelah Kunjungi Israel, Tagar ElonGoToGaza Trending di X
Polemik sebelum kunjungan ke Israel
Kunjungan Musk ke Israel terjadi setelah dia membalas cuitan kontroversial di X .
Cuitan dari akun @breakingbaht itu berisi tudingan adanya kebencian orang Yahudi terhadap warga kulit putih.
“Anda telah mengatakan yang sebenarnya,” kata Musk untuk membalas cuitan itu.
Dikutip dari The New York Times, sejak polemik itu muncul, puluhan perusahaan mulai dari IBM, Apple, hingga Disney menangguhkan iklan masing-masing di X.
"IBM sama sekali tidak menoleransi ujaran kebencian dan diskriminasi dan kami sudah menangguhkan semua iklan di X sembari menyelidiki situasi yang sepenuhnya tak bisa diterima ini," kata IBM dalam pernyataan yang disampaikan kepada Reuters.
Akibat penangguhan iklan itu, X yang dimiliki Musk sejak tahun lalu terancam kehilangan pendapatan dari iklan senilai $75 juta.
Perusahaan besar lainnya, termasuk Amazon, Coca-Cola, dan Microsoft juga menangguhkan atau mempertimbangkan menghentikan iklan di X.
Baca juga: Pejuang Hamas Undang Elon Musk Kunjungi Jalur Gaza, Melihat Bekas Pembantaian yang Dilakukan Israel
Cuitan Musk disebut mendukung antisemitisme. Namun, cuitan itu tidak disinggung saat Musk berkunjung ke Israel.
“Mereka menginginkan pembunuhan harus dinetralkan,” ucap Musk di Israel.
“Popaganda harus dihentikan, yang melatih orang-orang untuk menjadi pembunuh pada kemudian hari. Dan kemudian, membuat Gaza sejahtera."
"Dan jika itu terjadi, saya pikir itu akan menjadi masa depan yang bagus.”
Musk sendiri tidak menjelaskan alasannya berkunjung ke Israel.
Namun, dia sebelumnya sudah ada agenda dengan Netanyahu.
Pada bulan September lalu dia juga mengajak Netanyahu menghadiri acara di pabrik mobil listrik Tesla miliknya di California, AS.
Kala itu, Musk menanggapi laporan meningkatnya konten antisemitisme di X.
“Pastinya saya menolak antisemitisme, saya menolak anti-apa pun,” katanya.
“Dan saya mendukung hal yang membantu menguatkan masyarakat dan membawa kita kepada masa depan yang lebih baik bagi kemanusiaan.”
Baca juga: Populer Internasional: Netanyahu Ajak Elon Musk Tur - Israel Tangkap Ratusan Orang Palestina
Adapun kunjungan Musk itu terjadi di tengah gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Dalam gencatan senjata itu kedua belah pihak membebaskan atau menukar tawanan.
Menurut pihak berwenang di Gaza, total korban jiwa di Gaza akibat serangan Israel mencapai lebih dari 14.000 orang.
(Tribunnews/Febri)