TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Israel telah menerima nama-nama sandera lainnya yang mungkin akan dibebaskan dari Gaza pada hari ini, Rabu (29/11/2023).
Hal ini disampaikan oleh Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tal Heinrich.
“Kami telah menerima daftarnya, kami memberi tahu keluarga orang-orang yang tercantum dalam daftar tersebut dan semua keluarga sandera lainnya yang masih ditahan di Jalur Gaza saat ini,” kata Heinrich kepada BBC, Rabu.
“Kami mengatakan bahwa kami bersedia untuk memperluas mekanisme ini seperti yang kita lihat saat ini untuk setiap 10 sandera Israel tambahan yang dibebaskan Hamas, kami menyetujui satu hari tambahan jeda kemanusiaan dalam pertempuran tersebut," jelasnya.
Jika terealisasi, maka ini akan menjadi kelompok sandera keenam yang dibebaskan dari Gaza sejak pertempuran dihentikan pada Jumat (24/11/2023) lalu.
Sebanyak 81 sandera telah dibebaskan sejauh ini.
Baca juga: Presiden Turki Erdogan ke Sekjen PBB: Israel Harus Diadili atas Kejahatan Perang di Gaza
Pada Selasa (28/11/2023), Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata empat hari yang disepakati di Gaza selama dua hari lagi.
Diberitakan Sky News, sandera yang akan dibebaskan pada Rabu ini adalah tawanan terakhir berdasarkan perpanjangan waktu 48 jam, kecuali ada kesepakatan lain.
Kini, perhatian tertuju pada mediator Qatar, yang kementerian luar negerinya mengatakan pihaknya berupaya untuk merundingkan hari gencatan senjata tambahan dan lebih banyak pembebasan sandera.
Sementara, Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera Israel setiap hari.
Namun dengan lebih sedikit perempuan dan anak-anak yang disandera, hal ini mungkin memerlukan negosiasi untuk membebaskan setidaknya beberapa pria Israel untuk pertama kalinya.
Baca juga: Gencatan Senjata Hari Terakhir: Hamas Bebaskan 78 Sandera, Israel Lepas 180 Tahanan Palestina
Qatar mengatakan, pihaknya belum dapat memverifikasi berapa banyak sandera yang ditahan Hamas di luar daftar hari ini.
Setidaknya 40 sandera tidak berada di tangan Hamas, kata Qatar sebelumnya.
Di sisi lain, Jihad Islam Palestina mengklaim mereka menyandera 30 orang.
Diketahui, sebanyak 30 perempuan dan anak-anak Palestina telah dibebaskan dari penjara Israel setelah 10 warga Israel dan dua warga negara asing dibebaskan dari Gaza.
Warga Palestina di Gaza berharap gencatan senjata Israel-Hamas akan diperpanjang seiring mereka mencari bantuan yang sangat dibutuhkan.
Baca juga: Di Sidang PBB, Indonesia Tegaskan Militer Bukan Solusi Akhiri Konflik Israel-Palestina
Dikutip dari Al Jazeera, tentara Israel telah mengepung rumah sakit dan menghalangi pekerjaan tim medis selama serangan besar-besaran di Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Lalu, dua insiden penembakan kapal perang telah dilaporkan di lepas pantai Gaza dekat Khan Younis dan Deir el-Balah.
Kini, lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)