TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Afrika berkomentar mengenai serangan terhadap barak dan penjara militer di Sierra Leone pada akhir pekan kemarin.
Menurut polisi dan pejabat pemerintah, serangan kemarin merupakan upaya kudeta yang gagal, dilansir dari Al Jazeera.
Menteri Penerangan Chernor Bah mengatakan 13 perwira militer dan satu warga sipil telah ditangkap menyusul insiden yang terjadi pada Minggu (26/11/2023).
"Tujuannya adalah untuk menumbangkan dan menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, secara ilegal," kata Bah pada hari Selasa (28/11/2023).
"Upaya tersebut gagal, dan banyak pemimpinnya yang ditahan polisi atau dalam pelarian," urainya.
"Kami akan mencoba menangkap mereka dan menerapkan hukum Sierra Leone sepenuhnya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Sierra Leone, William Fayia Sellu mengatakan kepada wartawan bahwa sekelompok orang telah mencoba menggulingkan pemerintah secara ilegal dengan kekerasan.
Baca juga: 6 Awak Kapal Tanker Minyak Denmark Diselamatkan seusai Dibajak di Lepas Pantai Afrika Barat
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Minggu (26/11/2023), Presiden Julius Maada Bio mengatakan bahwa "sebagian besar pemimpin" penyerangan telah ditangkap.
"Pemerintah akan terus mengejar sisanya," lanjutnya.
Puluhan orang buron
Polisi telah menerbitkan foto-foto 32 pria dan dua wanita yang saat ini buron, terkait dengan kerusuhan tersebut.
Mereka termasuk tentara dan polisi yang masih aktif dan pensiunan, serta beberapa warga sipil.
Otoritas pemerintah mengatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan tersebut.
Dan sekitar 2.200 orang juga melarikan diri dari penjara yang diserang.