TRIBUNNEWS.COM -Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggerebek kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (29/11/2023).
Selain mengakibatkan sejumlah kerusakan, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut ada empat warga Palestina tewas, dua korban merupakan anak-anak.
Dilansir Al Jazeera, Adam Samer al-Ghoul (8), tewas akibat ditembak di kepala.
Sementara Basil Suleiman Abu al-Wafa (15) meninggal setelah peluru panas bersarang di dadanya.
"(Mereka) ditembak mati oleh pasukan pendudukan di kota Jenin," kata Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Rabu (29/11/2023)
Sebuah rekaman CCTV yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang anak laki tergeletak di jalan setelah terkena peluru.
Video lain menampilkan anak laki-laki dipukul di jalan.
Anak itu memohon pertolongan dan semakin banyak peluru yang ditembakkan ke tanah ke arahnya.
Masih di video yang sama, terlihat anak laki-laki yang lebih tua menahan kesakitan setidaknya selama 30 detik.
Berdasarkan penuturan sumber lokal yang dikutip Wafa, anak-anak tersebut ditembak secara langsung dan darah mengalir dari tubuh mereka.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, IDF menghalangi petugas medis untuk mencapai kamp tersebut.
"Meskipun ada orang-orang terluka yang membutuhkan pertolongan dan nyawanya terancam," kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Dikutip dari CBC.CA, Direktur Rumah Sakit Pemerintah Khalil Suleiman, Wissam Bakker, tempat jenazah anak-anak korban penembakan IDF diambil, mengatakan fasilitas medis itu telah dikepung tentara Israel.
"Mereka masuk ke dalam halaman dalam rumah sakit dan mencegah orang yang terluka memasuki unit gawat darurat," katanya kepada koresponden internasional senior CBC News, Margaret Evans di Jenin.
Ia yakin IDF sengaja menembak kedua anak laki-laki tersebut berdasarkan lokasi pelurunya.
"Ada di tubuh bagian atas, di otak, dan di dada," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Inggris Tewas Ditembak di Kepala, Ayahnya Serukan IDF Kalau Perang Pakai Taktik Manusiawi
IDF memaksa penduduk di lingkungan ad-Damj untuk meninggalkan rumah mereka di bawah todongan senjata.
Mengutip sumber keamanan dan sumber lokal, kantor berita Palestina, Wafa melaporkan bahwa IDF juga menyerbu jalanan di lingkungan tersebut.
IDF juga mengebom sebuah rumah menggunakan drone.
Dalam pernyataan bersama yang dibagikan kepada media Israel, Polisi Perbatasan, IDF, dan badan keamanan Shin Bet membenarkan tentara telah merenggut dua nyawa.
Keduanya, Muhammad Zubeidi dan Hussam Hanoun dilaporkan terlibat dalam perlawanan bersenjata.
Seorang juru bicara militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar lebih lanjut dari Al Jazeera.
Berdasarkan isi pernyataan tersebut, ada sedikitnya 17 warga Palestina lainnya yang ditangkap dalam penggerebekan di kamp Jenin.
Baca juga: Cerita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas, Lalui Cobaan Berat di Tahanan
Skala serangan yang mengejutkan
Koresponden Al Jazeera, Charles Startford melaporkan dari Jenin bahwa orang-orang mengaku terkejut dengan skala serangan terbaru terhadap kamp pengungsi.
Bahkan sejak perang Israel-Hamas pecah, kamp Jenin telah menjadi sasaran serangan Israel.
"Mereka (penduduk) menggambarkannya sebagai serangan terbesar sejak 7 Oktober," urainya.
Serangan pagi hari
Al Jazeera bertemu langsung dengan pemilik rumah yang diserang drone.
Ia mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Awalnya, IDF mengepung rumah tersebut.
IDF mengaku mendeteksi adanya satu militan Palestina diduga bersembunyi di rumah tersebut.
"Yang terjadi selanjutnya adalah para pejuang Palestina terbunuh saat rumahnya dihancurkan," terang Startford.
Baca juga: Gencatan Senjata Hari ke-6: Hamas Bebaskan 16 Sandera, Ditukar 30 Tahanan Palestina
Serangan di Tepi Barat terjadi sepanjang waktu
Lebih lanjut, serangan IDF di Tepi Barat terjadi hampir sepanjang waktu.
Menurut Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Otoritas Urusan Tahanan, pasukan Israel menangkap 35 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dalam 24 jam terakhir,
Di antaranya termasuk seorang anak berusia 12 tahun.
"Jumlah total orang yang ditangkap sejak 7 Oktober kini lebih dari 3.325 orang," kata PPS.
Setidaknya 242 warga Palestina, termasuk lebih dari 50 anak-anak, tewas di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.
Lebih dari 2.750 orang terluka, dikutip dari Middle East Eye.
Selain menggerebek Jenin, IDF juga menyerbu rumah-rumah Jericho, tepatnya di kamp pengungsi Ein el-Sultan dan Aqbat Jabr.
Baca juga: Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Antara Israel-Hamas di Gaza Kembali Diperpanjang hingga Jumat
Kehadiran IDF disertai dengan buldoser militer di kamp pengungsi tersebut.
Sementara itu, di Nablus, pasukan Israel menggerebek kamp Askar, tempat terjadi konfrontasi kekerasan dengan warga.
Di Ramallah, rumah-rumah warga Palestina di kamp Jalazone diserbu, setelah itu para pemuda dari kamp tersebut menghadapi pasukan Israel.
Kekerasan pemukim terus berlanjut sepanjang perang dan gencatan senjata antara Israel-Hamas.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)