TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak berlanjut, pertempuran kembali meletus.
Milisi dari Yaman dan Irak menyatakan siap tempur.
Sementara itu, pasukan martir Omar Al-Qassem Beraksi.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Perang Dimulai Lagi: Israel Beri Arahan Salah ke Warga Gaza, Sebut Daerah Aman Tetapi Malah Dibom
Baca juga: Rumah Sakit di Gaza Kewalahan Menerima Gelombang Baru Korban Luka Serangan Militer Israel
Menutup masa gencatan senjata, peperangan sengit Israel dengan Hamas kembali terjadi di jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023).
Upaya perpanjangan jeda peperangan ini batal terlaksana setelah Israel membombardir Gaza bagian selatan dengan jet-jet tempur mereka selitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Media Israel, Jerusalem Post melaporkan bahwa pihak pasukan pertahanan Israel atau IDF telah menerbitkan peta yang membagi Jalur Gaza menjadi zona siaga kecil yang akan digunakan untuk memberikan instruksi keselamatan kepada warga sipil Palestina di Jalur Gaza pada hari Jumat.
Upaya ini disebut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk melindungi non-kombatan yang digunakan oleh Hamas sebagai tameng manusia.
Meski demikian,seperti yang sebelumnya terjadi, korban di kalangan sipil pun tetap berguguran.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, setidaknya 21 orang tewas ketika Israel membombardir kota tersebut.
Korban tewas terdiri dari dua orang di utara, tujuh di Gaza tengah dan 12 di selatan.
Al Jazeera melaporkan, Jalur Gaza berada di bawah serangan artileri berat dan bahkan pemboman udara oleh pasukan pendudukan.
2. Gencatan Senjata Berakhir, Milisi Yaman-Irak Siap Tempur: Laut Merah Terlarang, Kota Eilat Incaran
Baca juga: Profil HMS Diamond, Kapal Perusak AL Inggris Dikirim ke Teluk, Buntut Aksi Houthi Yaman
Gencatan senjata di perang Gaza antara Hamas dan Tentara Israel (IDF) berakhir Jumat (1/12/2023) seiring kembali dilakukannya bombardemen jet Israel ke wilayah kantung Palestina tersebut.
Aksi Israel yang kembali berperang, tanpa pengumuman, itu sepertinya sudah diterka oleh sejumlah milisi perlawanan di kawasan, seperti Yaman dan Irak.
Sehari sebelum Israel mengaktifkan kembali status 'perang, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) sudah mengumumkan niat mereka untuk meningkatkan eskalasi permusuhan terhadap Tel Aviv.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya al-Saree, menegaskan YAF siap meningkatkan operasi angkatan laut laut mereka, yang bertujuan untuk secara efektif menghalangi perjalanan kapal-kapal Israel melalui Laut Merah saat gencatan senjata berakhir.
"Kapal milik Israel tidak akan diizinkan berlayar masuk dan keluar dari Laut Merah," militer Yaman menegaskan.
3. Gaza Kembali Membara, Pasukan Martir Omar Al-Qassem Beraksi, Sirene Meraung di Permukiman Israel
Baca juga: Gaza Perang Lagi, Hizbullah Siaga Satu, Sirene Serangan Roket Meraung di Kota Israel Utara
Setelah gencatan senjata antara Israel dan milisi pembebasan Palestina, Hamas, tidak diperpanjang, Tentara Israel (IDF) kembali melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
Per Jumat (1/12/2023), agresi militer IDF di Jalur Gaza mendapat perlawanan sengit dari sejumlah milisi perlawanan Palestina (bukan cuma Hamas) di sejumlah wilayah di Gaza.
Laporan menyebut, milisi dari Pasukan Martir Omar al-Qassem (sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina yang beroperasi di Gaza) juga terlibat dalam pertempuran pasca-gencatan senjata dengan IDF tersebut.
"Pihak Pasukan Martir Omar al-Qassem menegaskan kalau para pejuang mereka menargetkan pasukan Israel yang menginvasi di daerah al-Shalehat sebelah barat Kota Gaza, menggunakan mortir," tulis laporan Al-Mayadeen.
4. Doktrin Tentara Israel Bunuh Kawan Sendiri Berlaku Saat Perangi Hamas, Apa Itu Protokol Hannibal?
Baca juga: 11 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas, Nasib Tawanan Perang hingga Partisipasi Tel Aviv di COP28
Protokol Hannibal atau petunjuk Hannibal menjadi kontroversi bagi tentara Israel saat berperang menghadapi musuhnya.
Protokol ini berupa tugas untuk tentara Israel dihalalkan menembak warga atau tentaranya sendiri untuk menghindari mereka menjadi sandera.
Kebijakan tersebut dilakukan kembali ketika negara Yahudi itu membombardir Gaza tanpa pandang bulu yang menyebabkan lebih dari 15.000 orang tewas menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Dikutip dari Al Jazeera, Israel terakhir kali menerapkan doktrin tersebut pada tahun 2014 selama perang di Gaza pada tahun itu, menurut rekaman audio militer yang bocor, meskipun tentara membantah telah menggunakan doktrin tersebut.
Lusinan warga Palestina tewas dalam pemboman Israel yang terjadi setelahnya, memicu tuduhan kejahatan perang terhadap tentara Israel.
Protokol Hannibal kemudian ditangguhkan pada 2016.
(Tribunnews.com)