News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Di Tengah Suasana Perang, Sidang Kasus Korupsi PM Israel Netanyahu Akan Dilanjutkan

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara saat konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023.

TRIBUNNEWS.COM – Di tengah suasana perang antara Hamas dan Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan kembali menjalani sidang kasus dugaan korupsi yang menjeratnya.

Sidang kasus itu sempat dihentikan sementara karena meletusnya perang Hamas-Israel tanggal 7 Oktober lalu.

Dilansir dari Al Jazeera, Netanyahu didakwa melakukan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan (breach of trust).

Tiga kasus itu dikenal sebagai Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000.

Dalam Kasus 1000, Netanyahu dan istrinya yang bernama Sarah didakwa menerima hadiah dari produser kenamaan Holywood bernama Arnon Milchan dan pebisnis Australia bernama James Packer.

Hadiah itu disebut sebagai balas jasa atas dukungan politik.

Di Israel, tindak penyuapan bisa membuat orang dipenjara hingga 10 tahun dan/atau dikenai denda.

Adapun tindak penipuan dan pelanggaran kepercayaan bisa bisa membuat seseorang dipenjara hingga tiga tahun.

Baca juga: Netanyahu Ancam Hancurkan Lebanon jika Hizbullah Terus Serang Israel

Politikus sayap kanan itu membantah telah melakukan pelanggaran apa pun.

Dia juga mengklaim telah menjadi korban “perburuan penyihir” oleh lawan-lawan politiknya.

Sidang kasusnya dimulai bulan Mei 2020 dan sudah berulang kali ditunda, salah satunya karena pandemi Covid-19.

Di samping itu, Netanyahu dituding menggunakan undang-undang untuk mengatasi masalah hukum yang menjeratnya.

Disebut akan diadili

Netanyahu juga disebut oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan diadili sebagai penjahat perang atas serangan Israel ke Gaza.

Hal itu disampaikan Erdogan saat rapat Organisasi Kerja Sama Islam di Istanbul, Turki, Senin, (4/11/2023).

“Karena menjadi penjahat perang, Netanyahu yang kini menjadi tukang jagal di Gaza akan diadili sebagai tukang jagal di Gaza, sebagaimana yang dijalani oleh Milosevic,” kata Erdogan.

Milosevic yang dimaksud Erdogan adalah mantan Presiden Yugoslavia Slobodon Milosevic yang diadili dalam kasus genosida, kejahatan kemanusiaan, dan kejahatan perang.

Baca juga: Hizbullah Lancarkan Serangan di Utara Israel, Netanyahu Ancam Lebanon Bisa Bernasib seperti Gaza

Ini bukan pertama kalinya Erdogan menyebut Netanyahu sebagai tukang jagal karena dia juga pernah mengatakan hal itu saat rapat parlemen pada Rabu (29/11/2023).

Pada momen itu Erdogan menyinggung dugaan kejahatan yang diduga dilakukan Netanyahu di Gaza.

Dia dengan tegas mengecam operasi militer di wilayah permukiman orang Palestina.

"Turki akan melakukan segala upaya untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel di bawah undang-undang internasional dan tanggung jawab moral," kata Erdogan dikutip dari Russian Today.

Erdogan berujar telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Gaza. Di tengah itu semua, menurut Erdogan, negara-negara Barat justru bersikap apatis.

Perang antara Israel dan Hamas meletus tanggal 7 Oktober 2023 setelah Hamas melancarkan serangan tiba-tiba.

Baca juga: Penembakan di Yerussalem, Netanyahu: Ini adalah Hamas yang Sama pada 7 Oktober

Kata Erdogan, Israel membalas serangan itu dengan sejenis "genosida".

"Semacam genosida dengan memutus aliran makanan, bahan bakar, obat-obatan, roti, listrik, air, dan komunikasi untuk 2,3 juta orang, menindas mereka di dalam penjara terbuka seluas 360 km persegi."

"Netanyahu yang melakukan salah satu kejahatan terbesar pada abad lalu di Gaza telah menuliskan namanya dalam sejarah sebagai 'tukang jagal di Gaza,'" katanya.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini