TRIBUNNEWS.COM - Mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton, menyebut Pemerintah Iran adalah 'pelaku sebenarnya' dalam konflik Gaza.
John Bolton merupakan anggota pemerintahan Donald Trump.
Pada 2015, John Bolton menulis opini untuk The New York Times yang menyerukan pemboman fasilitas nuklir Iran, dengan mengatakan 'Amerika Serikat (AS) dapat melakukan penghancuran menyeluruh'.
“Saya tidak menganggap ini sebagai perang Hamas melawan Israel."
"Saya menganggap ini sebagai perang yang dilakukan oleh beberapa musuh terburuk Amerika,” ujarnya, Senin (4/12/2023), dilansir Al Jazeera.
“Saya pikir di dunia Arab khususnya, jika masyarakat memahami hal ini dengan lebih baik, dan saya pikir banyak pemimpin yang memahaminya, mereka akan melihat bahwa ini bukanlah sebuah serangan terhadap dunia Arab."
"Ini adalah bentuk pembelaan Israel terhadap kepemimpinan di Teheran," jelas eks Penasihat Keamanan Nasional AS itu.
Menurutnya, solusi dua negara merugikan dan menyerukan solusi tiga negara yang akan memberikan Mesir kendali atas Gaza dan kendali Yordania atas sebagian Tepi Barat.
Baca juga: Peluru Kendali Hizbullah Kian Dalam ke Israel: Hajar Pangkalan Militer Beit Hillel, Iron Dome Keok?
Iran Peringatkan Ekspansi Perang Israel
Diberitakan Anadolu Agency, Iran telah memperingatkan 'ekspansi perang Israel' di wilayah tersebut jika pasukannya terus melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, berbicara melalui telepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, tentang perkembangan terbaru serangan Israel di Jalur Gaza.
“Jika kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel di Gaza dan Tepi Barat tidak dihentikan, cakupan perang di wilayah tersebut kemungkinan akan semakin dalam dan meluas,” kata Abdollahian, Sabtu (2/12/2023).
Baca juga: Drone Israel Tembaki Pintu Masuk RS Kamal Adwan di Gaza, 4 Orang Tewas, 9 Lainnya Luka-luka
Abdollahian menekankan perlunya menghentikan serangan militer yang dilancarkan oleh rezim Zionis terhadap penduduk Gaza sesegera mungkin.
Ia juga mendesak pentingnya menyediakan cara yang diperlukan untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Dia menekankan, negaranya menolak rencana dan praktik Israel yang secara paksa mengusir warga Palestina dari tanah mereka.
Ia pun menyebut pendudukan dan agresi Israel sebagai pendekatan bias yang memperburuk masalah.
Sebagai informasi, militer Israel memperluas serangan daratnya di Gaza selatan ketika para pejabat Palestina mengatakan lebih dari 800 orang tewas.
Baca juga: Brigade Al-Qassam: Israel Tarik Mundur 70 Persen Pasukan dari Gaza Utara, Taktik 3 Wilayah Percuma
Pasukan Israel menangkap lebih banyak warga Palestina dalam penggerebekan semalam dan dini hari di Tepi Barat yang diduduki.
Setidaknya 15.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai sekitar 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)