Membuat rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi tidak mampu menerima warga sipil yang terluka.
Baca juga: Daftar Pemimpin Dunia yang Hadiri COP28 di Dubai, PM Israel Netanyahu dan Presiden Suriah Absen
31 Dokter Ditahan dan Diinterogasi
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra mengatakan tentara Israel menahan dan menginterogasi 31 dokter dan pekerja medis di bawah kondisi paksaan dan penyiksaan.
Ia menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman di seluruh Jalur Gaza.
Hal ini bertentangan dengan apa yang diklaim oleh tentara Zionis Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina: “Lebih dari 800.000 warga Palestina di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara tanpa makanan atau obat-obatan.”
Setelah Gencatan Senjata Berakhir, 193 Warga Palestina Tewas
Sedikitnya, 193 warga Palestina tewas sejak berakhirnya gencatan senjata gagal, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca juga: Gencatan Senjata Berakhir, IDF Bakal Serang 400 Titik di Gaza Lewat Darat, Laut, dan Udara
Setidaknya 193 warga Palestina telah tewas dan 650 lainnya terluka di Gaza sejak gencatan senjata Hamas-Israel berakhir pada Jumat pagi, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu.
Sejauh ini, total korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan balasan Israel sejak 7 Oktober telah mencapai 15.207 orang dan 40.652 orang terluka, kata juru bicara Ashraf Al-Qudra,
Ia seraya menambahkan bahwa 389 orang terluka telah meninggalkan Jalur Gaza melalui Penyeberangan Rafah.
Juru bicara tersebut juga menuduh Israel dengan sengaja menargetkan 130 institusi kesehatan dan menghentikan layanan 20 rumah sakit di Jalur Gaza.
“Kami kehilangan banyak korban luka setiap hari karena kurangnya perawatan di rumah sakit Gaza,” katanya, dikutip Anadolu Agency.
“Lebih dari 800.000 orang di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara tanpa makanan atau obat-obatan.”\
(oln/andl/memo/*)