AS berpendapat, kekuatan internasional dibutuhkan untuk menstabilkan Jalur Gaza setelah hancur pascaperang, termasuk perubahan PLO yang akan mengambil kekuasaan.
AS akan Berperan Lewat Koordinator Keamanan
Baca juga: Israel Disebut Sengaja Bunuh Sipil di Gaza, AS: Kami Tak Melihat Ada Bukti
Bagian penting dari rencana itu adalah peningkatan keamanan dari AS kepada PLO di Jalur Gaza nantinya.
AS berharap dapat menciptakan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel secara damai.
Dalam rencananya, AS akan menempatkan koordinator keamanan di Jalur Gaza melalui Biro Narkotika Internasional dan Urusan Penegakan Hukum Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, AS juga menugaskan koordinator keamanannya untuk menasehati pasukan keamanan Palestina di masa lalu.
“Pada akhirnya, kami ingin memiliki struktur keamanan Palestina di Gaza pasca-konflik,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.
Hambatan
Meski demikian, semua rencana itu akan menghadapi banyak hambatan, termasuk kecurigaan Israel dan kritik dari negara-negara Arab.
Saat ini, yang masih menjadi kekhawatiran AS adalah ketidaktahuan akan seberapa besar kekuatan Hamas yang mungkin tetap ada di Jalur Gaza bahkan setelah perang berakhir.
"Yang belum diketahui adalah apa sebenarnya yang tersisa dari Hamas di Gaza," kata pejabat AS itu.
Meski jumlah anggota Hamas sedikit, namun akses persenjataan dan kemampuan tempur mereka telah diperhitungkan oleh negara lain yang memilih tidak terlibat perang.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.