TRIBUNNEWS.COM - Politisi Ukraina yang pro-Rusia, Illia Kyva (46), ditembak mati oleh orang tidak dikenal di pinggir Kota Moskow, Rusia pada Rabu (6/12/2023).
Illia Kyva adalah mantan anggota parlemen Ukraina yang berkhianat dan melarikan diri ke Rusia, sebulan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Selama mendukung Rusia, Illia Kyva sering mengkritik pemerintah Ukraina secara online dan di acara bincang-bincang di TV pemerintah Rusia.
Ia pernah mengatakan Ukraina diperbudak dan bertekuk lutut oleh Barat dan tidak memiliki masa depan.
Komite Investigasi Rusia mengatakan Illia Kyva ditembak mati dan tubuhnya ditemukan di sebuah taman di Odintsovo, pinggir Kota Moskow di tengah tanah bersalju.
“Orang tak dikenal melepaskan tembakan ke arah korban dengan senjata tak dikenal. Pria itu meninggal di tempat karena luka-lukanya,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/12/2023), dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Sudah 7 Jenderal Rusia Tewas dalam Perang, Mayjen Zavadsky Kena Ranjau dalam Pertempuran di Ukraina
SBU Diduga Bertanggung Jawab
Seorang narasumber Ukraina yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Beberapa media Ukraina juga mengutip sumber mereka yang mengatakan SBU telah membunuh mantan politisi Ukraina itu.
Juru bicara intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, mengisyaratkan keterlibatan negara tersebut dalam pembunuhan Illia Kyva.
“Kami dapat memastikan bahwa Kyva sudah selesai. Nasib seperti itu akan menimpa para pengkhianat Ukraina lainnya, serta antek rezim Putin,” kata Andriy Yusov di TV nasional, Rabu (6/12/2023).
"Dia (Illia Kyva) adalah salah satu kriminal, pengkhianat, dan kolaborator terbesar. Kematiannya adalah keadilan," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Ketegangan Antara Polandia dan Ukraina Setelah Invasi Rusia
Illia Kyva
Illia Kyva dijatuhi sanksi oleh Inggris tahun lalu karena merusak integritas wilayah, kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.