Setelah Israel menargetkan pos militer Lebanon, UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Ini adalah pertama kalinya seorang tentara Lebanon terbunuh selama periode kritis ini. Tentara Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.”
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengklaim bahwa “ancaman terdeteksi dari dalam kompleks pengintaian Hizbullah dan penembakan di dekat daerah Nabi Aweida-Al-Adisa di perbatasan Lebanon.” Dia menambahkan bahwa “anggota tentara Lebanon bukanlah sasaran serangan Israel.”
Baca juga: IDF Akui Serang Tentara Lebanon dan Targetkan Hizbullah
Adraee mengungkapkan “penyesalan tentara Israel atas insiden tersebut,” dan mengklaim bahwa tentara “menyelidiki keadaan tersebut.”
Permusuhan antara tentara Israel dan Hizbullah berlanjut pada tingkat rendah namun tetap terbatas pada wilayah perbatasan geografis.
Menurut Saluran 12 Israel, tembakan rudal yang diluncurkan dari Lebanon mengenai “posisi tentara Israel di Gunung Hermon.”
Pagi harinya, tentara Israel menyerang sebuah rumah di kota Aita Al-Shaab. Tiga peluru ditembakkan dari tank Merkava dari barak Pranit. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Rumah yang sama telah dibom sebelumnya.
Artileri Israel menargetkan pinggiran Yaroun dan Maroun Al-Ras, serta kota Khiam, Fardis, Rashaya Al-Fukhar, Helta Farm, pinggiran Kfar Shuba, dan Al-Salamia Farm di pinggiran Al-Mari, desa di wilayah Hasbaya. Daerah sekitar kota Tayr Harfa dan Shehine juga menjadi sasaran penembakan artileri.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa “drone militer mengebom markas komando operasi dan infrastruktur Hizbullah.”
Hizbullah mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan “situs radar Israel dan menyelidiki serangan langsung.”
Patriark Maronit Bechara Al-Rai dijadwalkan mengunjungi kota-kota Kristen di wilayah perbatasan pada hari Kamis.
Dalam pertemuan bulanan mereka pada hari Rabu, para uskup Maronit mengungkapkan “kesedihan mendalam mereka mengenai perang yang sedang berlangsung di Gaza, dengan tragedi dan bencana yang mengerikan.”
Para uskup mengecam “pembukaan front baru di Lebanon selatan oleh faksi Palestina mana pun karena hal itu merupakan pelanggaran kedaulatan Lebanon sebagai negara merdeka.”
Mereka menegaskan kepatuhan mereka terhadap prinsip bahwa “keputusan mengenai perang dan perdamaian harus berada di tangan negara Lebanon sendiri karena dampaknya terhadap seluruh rakyat Lebanon.”
(Sumber: Arab News)