Media Israel Haaretz Kritik Benjamin Netanyahu, Perang Gaza Agar Dia Dipilih Kembali dalam Pemilu
TRIBUNNEWS.COM- Media Israel Haaretz mengkritik Benjamin Netanyahu dengan memanfaatkan Perang di Gaza untuk melanggengkan kekuasaannya di Israel.
Pada saat Negara Israel sedang berperang, Benjamin Netanyahu mendapatkan manfaat lain dari Perang di Gaza yaitu dia bisa menyelamatkan citranya yang sedang merosot.
Negara Israel sedang berperang, dan Benjamin Netanyahu kata Haaretz menjadikannya sebagai kesempatan untuk meluncurkan kampanye agar dia bisa terpilihnya kembali di Pemilu yang akan datang.
Surat kabar Israel Haaretz mengkritik peluncuran kampanye pemilihan ulang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang bersamaan dengan perang di Gaza.
Pada saat negara Ibrani masih melancarkan perang sengit melawan Jalur Gaza selama 68 hari.
Baca juga: Israel Telah Kehilangan Dukungan Global, Joe Biden Mengatakan Benjamin Netanyahu Harus Berubah
Surat kabar Haaretz tersebut melaporkan bahwa popularitas Benjamin Netanyahu telah merosot secara signifikan di tengah konflik dengan Hamas di Gaza.
Namun, Netanyahu berharap bisa mengeksploitasi keterkejutan dan kemarahan yang menimpa warga Israel menyusul serangan 7 Oktober yang dilakukan Hamas untuk keperluan pemilunya.
Masih belum ada tanggal pasti untuk pemilihan parlemen di Israel, namun surat kabar tersebut memperkirakan pemilu tersebut akan terjadi pada pertengahan tahun 2024.
Surat kabar tersebut menilai Netanyahu sudah memulai kampanye pemilunya kemarin, pada 12 Desember, meski negaranya sedang dalam keadaan perang.
Surat kabar tersebut mengandalkan pernyataan Perdana Menteri Israel mengenai perselisihannya dengan Presiden AS Joe Biden mengenai Gaza, sebagai awal dari kampanye pemilu di Israel.
Baca juga: Oposisi Israel Sebut Benjamin Netanyahu Kehilangan Kepercayaan dari Warga Israel dan Juga dari Dunia
Dia menambahkan bahwa Netanyahu menyia-nyiakan sedikit dukungan internasional yang dimiliki Israel dalam perangnya di Gaza (terutama dari Amerika Serikat), dalam “upaya putus asa untuk mempertahankan posisinya dengan menciptakan perselisihan dengan Biden.
Dia menyatakan bahwa ini adalah ketiga kalinya Netanyahu mengeksploitasi perselisihan dengan presiden Amerika untuk keuntungan pribadinya di Israel.
Dia mengatakan dia pernah melakukan hal serupa di masa lalu ketika Presiden Bill Clinton pada tahun 1990an dan Barack Obama sekitar satu dekade lalu.