Fase Baru Pengusiran Tentara AS Dimulai, Pangkalan Militer di Timur Laut Suriah Diguyur Serangan Hebat
TRIBUNNEWS.COM - Milisi perlawanan di Irak dan Suriah melanjutkan fase pengusiran tentara pendudukan Amerika Serikat (AS) dari dua wilayah tersebut.
Terbaru, pangkalan militer di ladang minyak Conoco yang diduduki AS di timur laut Suriah mendapat serangan hebat pada Kamis (14/12/2023).
Serangan ini berlangsung hanya berselang beberapa jam setelah kelompok perlawanan Irak mengklaim serangan terhadap dua pangkalan AS lainnya di negara tersebut.
Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
Koresponden Sputnik di daerah tersebut melaporkan kalau ledakan besar terdengar dari ladang Conoco setelah serangan pesawat tak berawak.
Koresponden tersebut mengatakan kalau pasukan AS menggunakan rudal anti-pesawat berbasis darat dalam upaya untuk menghadapi serangan drone tersebut.
“Segera setelah mendengar ledakan di dalam ladang minyak, pesawat militer Amerika bersiaga tinggi di wilayah tersebut dan mengirimkan ledakan sonik ke desa-desa di sekitar ladang minyak,” tambah koresponden tersebut.
“Pasukan pendudukan AS membom beberapa desa dan kota di sebelah barat Sungai Eufrat dengan peluncur roket dari pangkalan Conoco,” katanya.
Koresponden itu mencatat kalau daerah-daerah tersebut berada di bawah kendali pemerintah Damaskus dan sekutunya.
Tentara AS dan proksi Kurdinya, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), ditempatkan di wilayah timur Sungai Eufrat.
Baca juga: Israel Kasih Deadline ke AS untuk Tangani Ansarallah Houthi Yaman: Ancam Serang Langsung Sanaa
Hingga Pasukan AS Angkat Kaki
Beberapa jam sebelumnya, pangkalan Washington di Al-Tanf, Suriah timur, dan pangkalannya di daerah Rukban, beberapa kilometer dari Al-Tanf, diserang oleh pesawat tak berawak.
“Menanggapi kejahatan yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami di Gaza, Mujahidin Perlawanan Islam di Irak menargetkan dua basis pendudukan AS di Suriah, yaitu pangkalan Al-Tanf dan pangkalan pendudukan di kamp Rukban, dengan drone. Mereka langsung mengenai sasaran,” kata kelompok perlawanan Irak dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.
Koalisi faksi Perlawanan Islam di Irak dibentuk pada bulan Oktober untuk menghadapi pasukan AS dalam solidaritas terhadap Palestina dan penolakan atas dukungan Washington terhadap serangan Israel di Gaza.
Serangan-serangan tersebut dilakukan hampir setiap hari dan dibalas dengan beberapa serangan udara AS ke Irak dan Suriah.
Tercatat, sebelas serangan melanda pangkalan AS di Irak dan Suriah pada Jumat, 8 Desember.
Kedutaan Besar AS juga menjadi sasaran serangan roket hari itu.
Seorang pejabat senior perlawanan, Abu Ali al-Askari dari kelompok Kataib Hizbullah Irak, memuji “awal dari fase konfrontasi baru” dalam sebuah pernyataan pada tanggal 9 Desember, dan bersumpah kalau milisi perlawanan akan terus berjuang sampai tentara AS “terakhir” diusir dari Irak.
Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
(oln/TC/*)