Korban Tewas Hampir 20.000 Orang, Amerika Serikat akan Terus Pasok Senjata dan Amunisi kepada Israel
TRIBUNNEWS.COM- Korban tewas di Gaza akibat serangan Israel hampir 20.000, namun Amerika Serikat akan terus memasok senjata dan amunisi kepada Israel.
Washington akan terus memasok senjata dan amunisi kepada Israel untuk menyerang Gaza.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa negaranya akan terus memasok senjata Israel dengan menyediakan senjata dan amunisi yang dibutuhkannya dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
“Kami terus menyediakan peralatan yang dibutuhkan Israel untuk pertahanan... termasuk amunisi penting, kendaraan taktis dan sistem pertahanan udara,” kata Austin di Tel Aviv.
Hal ini terjadi saat konferensi pers bersama dengan mitranya dari Israel, Yav Galant.
Lloyd Austin, yang sedang mengunjungi Israel, mengatakan: “Kami memberikan pesan yang jelas bahwa dukungan kami untuk Israel berkelanjutan".
Baca juga: Houthi vs Amerika di Ambang Perang, Ini Negara yang Ikut dalam Koalisi Pimpinan AS di Laut Merah
Menteri Pertahanan AS menambahkan:
Israel mempunyai hak untuk membela diri dalam menghadapi apa yang dilakukan Hamas.
Hamas kata Menteri Perhatanan AS, berupaya mengulangi serangan 7 Oktober, dan Israel berhak membela diri.
Amerika Serikat berupaya memastikan bahwa perang tidak meluas ke luar Gaza.
Lloyd Austin berdiskusi dengan para pejabat Israel tentang masa depan Gaza setelah perang.
Tentang penentuan jadwal operasi militer di Gaza bergantung pada Israel.
Washington akan berupaya melindungi warga sipil dan melanjutkan dukungan kemanusiaan di Gaza.
Kami menyerukan Iran untuk berhenti mendukung serangan Houthi terhadap kapal komersial.
Baca juga: Amerika Serikat Ancam Gempur Milisi Houthi Yaman yang Blokade Kapal Dagang Israel di Laut Merah
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan:
Israel telah menghancurkan peluncur roket yang menyerang Israel dari Gaza.
Operasi militer Israel di Gaza akan terus berlanjut.
Israel berupaya mengurangi korban warga sipil di Gaza.
Israel akan menerapkan realitas baru di kawasan ini dan menghapus Hizbullah dari perbatasan.
Ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah tidak dapat diterima Israel dan mereka bertekad akan menghapusnya dari perbatasan.
Hamas, Hizbullah dan kelompok Houthi didanai, didukung dan dilatih oleh Iran, dan Israel siap membela diri.
Serangan Houthi dapat mendorong wilayah tersebut menuju perang.
Baca juga: Amerika Serikat Perintahkan Israel Agar Tidak Sembrono Membom, Lebih Presisi dalam Perang di Gaza
Korban Tewas Hampir 20.000 Orang
Korban tewas warga sipil di Gaza karena serangan militer Israel hampir menembus 20.000 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan hampir 20 ribu warga sipil Gaza, Palestina tewas dibunuh serangan Israel.
Juru bicara Ashraf al-Qidra mengungkap 19.453 warga Palestina tewas sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada awal Oktober.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra pada Senin (18/12/2023) dan menjadi pembaruan pertama sejak Kamis lalu, ketika jumlah korban mencapai 18.787.
Layanan internet dan telepon sempat terputus sejak Kamis malam dan kembali pulih secara bertahap hari Minggu.
Ini merupakan blackout terpanjang sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Tidak adanya koneksi internet membuat kementerian kesehatan Palestina tidak dapat menyusun jumlah korban harian.
Al-Qidra menyatakan 52.286 warga Palestina juga terluka, meningkat dari 50.897 hari Kamis, sementara ribuan masih berstatus hilang, diduga kuat masih tertimbun reruntuhan bangunan yang dibom Israel.
Human Rights Watch menuduh Israel dengan sengaja melibatkan kelaparan dalam populasi Gaza, sebuah metode perang yang dianggap sebagai kejahatan perang.
Organisasi HAM berbasis di New York tersebut hari Senin mengatakan pasukan Israel secara sengaja menghambat pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, sambil dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan dan sepertinya meratakan daerah pertanian.
(Sumber: Sky News Arabia, AP, Kompas)