TRIBUNNEWS.COM - Media Ibrani, Channel 13 Israel, melaporkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertemu dengan tentara yang terluka di Rumah Sakit Sheba.
Setelah mengumpulkan mereka di satu departemen, sementara tentara lainnya menolak untuk bertemu dengannya.
“Korban luka dikumpulkan di satu bagian, setelah tentara lain menolak bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk menghindari rasa malu,” kata Channel 13 Israel pada Selasa (19/12/2023).
Saluran itu mengatakan, Netanyahu mengunjungi departemen rehabilitasi di Rumah Sakit Sheba Tel Hashomer untuk menemui tentara yang terluka dalam pertempuran darat di Jalur Gaza.
Namun, beberapa pasien menolak untuk bertemu dengannya.
Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan pejabat militer Israel dan pejabat di Kantor Perdana Menteri.
Baca juga: Warga Afrika Selatan yang Gabung Tentara Israel Bakal Hadapi Tuntutan Hukum Lakukan Kejahatan Perang
Tentara yang terluka dan bersedia menemui Netanyahu, dikumpulkan di bagian departemen yang terpisah dan terisolasi.
"Perdana Menteri mengunjungi Pusat Rehabilitasi Korban Perang pada hari Selasa di Rumah Sakit Medis Sheba, di mana ia bertemu dengan warga sipil yang terluka pada tanggal 7 Oktober dan tentara yang terluka selama pertempuran di Gaza," tulis Kantor Perdana Menteri Israel melalui pernyataan.
Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Selasa (19/12/2023), 9 perwira dan tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza dan 29 lainnya terluka dalam satu hari.
Tentara Israel sejauh ini mengakui ada 464 perwira dan tentara telah terbunuh sejak awal perang pada 7 Oktober 2023, sementara pers Israel melaporkan ribuan tentara Israel terluka dan jumlah yang tewas lebih banyak lagi, dikutip dari Anadolu.
Baca juga: Tentara Wanita Israel Nekat Berdiri di Depan Tank saat Tembaki Gaza, IDF: Ini Pelanggaran
Kondisi Psikologis Tentara Israel Memburuk
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan 500 tentara Israel telah hidup dengan kesulitan psikologis dan gangguan stres pasca-trauma sejak awal agresi di Jalur Gaza.
Media pemerintah Israel melaporkan dua minggu lalu sekitar 100 tentara Israel terluka parah di bagian mata dalam pertempuran di Gaza, antara 10-15 persen dari cedera tersebut mengakibatkan kebutaan pada satu atau kedua mata.
Sebelumnya, media Palestina melaporkan setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Hamas, kondisi psikologis tentara pendudukan Israel memburuk.
Sejumlah tentara Israel menderita banyak penyakit psikologis dan ada beberapa yang menghindari misi militer mereka.
Baca juga: 2 Sandera Israel Muncul di Video Brigade Al-Quds: Netanyahu Ingin Kami Mati, Rudal IDF Ancam Kami
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 19.968 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (20/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel