News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pemimpin Ansarallah Minta Negara Arab Buka Perbatasan, Houthi Mau Kirim Ribuan Pejuang ke Gaza

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Houthi yang baru direkrut berbaris melewati gambar besar pemimpin mereka, Abdul-Malik al-Houthi, Desember.

Pemimpin Ansarallah Minta Negara Arab Buka Perbatasan, Houthi Bersiap Kirim Ribuan Milisi ke Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi, pemimpin kelompok Ansarallah di Yaman mengatakan, pihaknya siap mengirimkan ribuan milisi ke Gaza, Palestina.

Pengerahan milisi ini, kata dia, untuk mendukung perlawanan kelompok pembebasan Palestina di Gaza, Hamas, melawan tentara pendudukan Israel.

Untuk itu, dia meminta negara-negara yang memisahkan Yaman dari Palestina untuk membuka perbatasan agar milisi Houthi bisa menyeberang masuk ke Gaza.

Baca juga: Pimpinan Tertinggi Houthi Yaman Deklarasikan Siap Tempur Hadapi Serangan Langsung Israel

"Al-Houthi mengatakan, kelompok Ansarallah meminta negara-negara yang memisahkan Yaman dari Palestina untuk membuka seluruh penyeberangan bagi mujahidinnya untuk memasuki Palestina," tulis laporan PC dikutip dari Al-Jazeera.

Pemimpin kelompok Ansarallah itu melontarkan pernyataan itu dalam pidatonya yang disiarkan secara luas melalui televisi pada Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Ancaman Houthi Bikin Satpam Bersenjata Panen Emas di Laut Merah, AS Tawarkan Jasa Marinir Terlatih?

Kapal perang Angkatan Laut AS berhasil menembak jatuh drone milik kelompok Houthi Yaman. (USA Today)

Targetkan Kapal Perang AS

Al-Houthi juga mengatakan kalau militernya siap melakukan eskalasi di Laut Merah, jika Israel tidak mengakhiri genosida di Gaza.

Dia bahkan mengancam akan menargetkan kapal perang AS sebagai tanggapan atas setiap serangan terhadap Yaman.

“Kami tidak akan berdiam diri jika Amerika memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan bodoh dengan menargetkan negara kami,” kata al-Houthi 

November lalu, kelompok Ansarallah mengumumkan kalau mereka menargetkan kapal apa pun yang dimiliki atau dioperasikan Israel di Laut Merah, sampai Israel mengizinkan makanan dan bahan bakar dibawa ke Jalur Gaza yang terkepung.

“Dukungan untuk Palestina didasarkan pada konsensus rakyat dan politik” di Yaman, kata al-Houthi.

Al-Houthi juga menekankan kalau mereka tidak menargetkan kapal-kapal internasional, namun hanya kapal-kapal yang terkait dengan “musuh Zionis”.

“Negara-negara lain tidak boleh melibatkan diri dan mengorbankan diri demi kepentingan Israel,” dia memperingatkan.

Israel melakukan “kejahatan keji terhadap warga Palestina,” kata al-Houthi.

Dia menekankan fakta yang terjadi di Gaza yang menunjukkan tentara pendudukan Israel terus melakukan pengepungan parah, menghasilkan kelaparan bagi warga sipil, dan mencegah obat-obatan menjangkau warga sipil.

Al-Houthi menyatakan, Amerika Serikat berperan aktif dalam tindakan Israel di Gaza sebagai “pendukung Zionisme”.

Di sisi lain, pemimpin Yaman mencatat kalau mereka tidak mengharapkan peran aktif warga Eropa yang menyuarakan penderitaan warga Palestina.

“Kami tidak mengharapkan peran aktif orang-orang Eropa, dengan segala sejarah kelamnya, memainkan peran positif demi kepentingan rakyat Palestina. Tanggung jawab terbesar terletak pada dunia Muslim untuk bersuara dan memberikan segala bentuk dukungan” kepada Palestina," katanya.

Baca juga: AS Kelabakan, Arab Saudi dan UEA Ogah Gabung Satgas Maritim Laut Merah Buat Perangi Houthi

Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. Sebuah rudal jelajah berbasis darat yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial. (tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews)

Arab Saudi dan UEA Tak Ikut Satgas Maritim Bentukan AS

Terakit serangan Ansarallah di Laut Merah terhadap kapal-kapal berentitas Israel, sekutu Tel Aviv, Amerika Serikat (AS) dan beberapa sekutunya telah mengumumkan pembentukan kekuatan militer baru untuk berpatroli di wilayah perairan tersebut.

Namun, tidak ada negara Arab berpengaruh, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang bergabung dengan aliansi ini.

Tingkat keberhasilan Satgas Maritim ini juga masih diragukan mengingat kemampuan militer Ansarallah yang semakin meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 19,667 warga Palestina telah terbunuh dan 52,586 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

(oln/PC/AJA/*)
 
 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini