TRIBUNNEWS.COM - Sebuah gereja dan sebuah konven (bangunan yang dipakai oleh komunitas agama) di Gaza yang diserang Israel pada Sabtu (16/12/2023) lalu rupanya merupakan fasilitas yang meminta untuk dilindungi, menurut serangkaian email yang diperoleh POLITICO.
Email tersebut menunjukkan percakapan antara Catholic Relief Services, salah satu organisasi bantuan Kristen terbesar di Gaza, dengan staf Senat AS mengenai upaya bagaimana Israel tidak menargetkan gedung-gedung tempat mereka berlindung.
Dalam sebuah surat terbuka, Patriarkat Latin Yerusalem – badan Katolik yang mengawasi wilayah tersebut – menyebut sebuah roket Israel mendarat di Konven Misionaris Cinta Kasih (Convent of the Missionaries of Charity) dan penembak jitu membunuh ibu dan anak yang sedang berjalan di halaman Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Parish) akhir pekan lalu.
Kedua bangunan tersebut berada dalam satu kompleks bersama.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka tidak berniat menargetkan dua fasilitas tersebut, mengutip POLITICO.
Namun mereka sedang meninjau insiden Konven Misionaris Cinta Kasih ketika pasukannya sedang melakukan operasi melawan Hamas di dekat gedung tersebut selama waktu kejadian.
Baca juga: 2 Perempuan Disebut Tewas di Halaman Gereja di Gaza Akibat Diserang Israel, Ini Penjelasan IDF
Email tersebut, yang bertanggal 14 Oktober hingga 26 Oktober, menunjukkan bahwa Catholic Relief Services mengirimkan koordinat sejumlah bangunan kepada staf Senat AS.
Staf itu kemudian meneruskannya ke militer Israel.
Para anggota kongres mengonfirmasi dalam pesan-pesan tersebut bahwa Israel benar menerima daftar koordinat empat bangunan, termasuk dua bangunan yang kemudian diserang.
Namun para pejabat Israel mengatakan bahwa mereka “tidak dapat menjamin” keselamatan puluhan warga sipil di dalamnya.
Email-email itu sekaligus menunjukkan bahwa ada celah-celah dalam sistem internasional yang digunakan oleh organisasi-organisasi bantuan untuk melindungi gedung-gedung dan staf mereka dari serangan.
Organisasi itu juga mengajukan pertanyaan tentang serangan Israel padahal IDF sudah mengkonfirmasi bahwa mereka telah menemukan posisi fasilitas itu dalam daftar, termasuk dua lokasi yang terkena serangan.
Email-email itu juga memberikan rincian baru mengenai sejauh mana keterlibatan anggota parlemen AS dalam melakukan campur tangan terhadap pemerintah Israel untuk membantu melindungi organisasi kemanusiaan.
Staf di senat dan organisasi bantuan tidak menyebutkan namanya sehingga mereka dapat terus membantu melindungi warga sipil di Gaza tanpa takut akan pembalasan.
Email tersebut berisi pesan-pesan "gelisah" antara para pemimpin organisasi bantuan dan staf kongres ketika mereka berusaha memberitahu militer Israel lokasi presisi dari gereja-gereja tersebut.
“Orang-orang Israel menegaskan kembali perlunya kelompok Anda untuk pindah,” tulis salah seorang staf Kongres dalam emailnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Beri Cap Teroris ke Israel, Imbas Warga Kristen Palestina Ditembak Mati di Gereja
Perwakilan dari badan amal Kristen tersebut mengatakan bahwa mereka tidak dapat memindahkan orang-orang yang berada di dalam gedung karena banyak dari mereka adalah penyandang disabilitas dan lanjut usia.
"Konven Misionaris Cinta Kasih merawat 40 anak-anak dengan disabilitas berat dan 20 orang dewasa. Tidak mungkin bagi mereka untuk pindah ke selatan,” bunyi salah satu email dari organisasi tersebut.
Salah satu email berisi dokumen dari pemerintah Israel dengan judul, “Menandai gereja sebagai situs sensitif atas permintaan Kongres Amerika.”
Email itu berisi gambar udara dari empat fasilitas tersebut.
Pemerintah Israel mengirimkan berkas tersebut ke organisasi bantuan melalui staf kongres untuk ditinjau.
Para pemimpin Gereja berbagi informasi satelit GPS dengan IDF lebih dari satu kali, kata Pastor Ibrahim Nino, juru bicara Patriarkat Latin Yerusalem.
“Tetapi apa yang terjadi terjadilah,” katanya.
“Dan kami yakin karena kami punya 648 saksi di dalam kompleks gereja.”
Organisasi-organisasi keagamaan dan bantuan telah mengirimkan koordinat ke PBB dan Israel secara langsung sejak pertempuran dimulai pada bulan Oktober.
Pemerintahan Joe Biden juga telah mengirimkan lokasi organisasi bantuan di Gaza kepada Israel.
Baca juga: IDF Bunuh Wanita dan Anaknya di Gereja Gaza, Artileri Israel Kepung Biara yang Rawat Disabilitas
Namun, Israel terus melakukan operasi terhadap Hamas di atau dekat lokasi bantuan, termasuk rumah sakit.
Dalam konflik di Gaza di masa lalu, organisasi bantuan sangat bergantung pada sistem PBB untuk mengirimkan koordinat mereka.
Mereka juga telah membagikan informasi tersebut secara langsung kepada pemerintah Israel.
Namun sejak perang baru pada bulan Oktober ini, kelompok-kelompok kemanusiaan semakin banyak dibombardir.
Keadaan itu memaksa mereka untuk mencari metode alternatif untuk “dekonflik,” termasuk melalui pemerintahan Biden dan anggota parlemen AS.
Catholic Relief Services mengirimkan koordinatnya ke PBB dan juga langsung ke militer Israel.
Mereka menggunakan koneksinya di Dewan Keamanan Nasional dan Capitol Hill sebagai pengganti sementara, menurut seorang perwakilan senior organisasi bantuan tersebut.
Email-email yang dikirim pada bulan Oktober berisi banyak pesan bolak-balik antara Israel dan Catholic Relief Services, melalui staf kongres, mengenai lokasi pasti dari empat gedung yang ingin dilindungi oleh organisasi tersebut.
Israel pernah mengklaim bahwa salah satu bangunan yang diidentifikasi dalam daftar koordinat yang diajukan oleh Catholic Relief Services adalah sebuah masjid.
“Kami menerima masukan bahwa Handicap Children’s House adalah sebuah masjid,” bunyi salah satu email dari staf kongres.
Baca juga: Sebut Saran AS Amit-amit, Menteri Israel: Bubarkan Kabinet Perang Kalau Serangan Mengendur ke Gaza
“Mereka salah,” jawab seorang perwakilan dari Catholic Relief Services.
“Jika ada perbedaan antara koordinat yang kami bagikan dan pin, kami berharap mereka mengikuti koordinat tersebut.”
Pihak Israel juga memberikan foto udara dari koordinat tersebut, kemudian meminta organisasi tersebut untuk mengidentifikasi gereja-gereja mereka, menurut salah satu email.
Kelompok bantuan tersebut akhirnya memutuskan untuk menggambar peta dengan koordinat yang tercantum di samping setiap bangunan untuk memastikan militer Israel dapat mengidentifikasi mereka dengan benar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)