TRIBUNNEWS.COM - Suasana Laut Merah setelah Amerika Serikat terus memberikan perlawanan terhadap kelompok Houthi di Yaman.
Terbaru, pihak militer negeri berjuluk Paman Sam telah mengumumkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh empat drone yang diluncurkan oleh kelompok Houthi Yaman
Kapal perusak berpemandu USS Laboon menembak jatuh drone milik Houthi tersebut saat mereka merespons permintaan bantuan.
Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM) mengaku tidak ada korban jiwa atau kerusakan dalam operasi yang berlangsung pada hari Sabtu (23/12/2023) tersebut.
USS Laboon kala itu tengah merespons panggilan darurat dari sebuah tanker minyak bendera Norwegia dan sebuah tanker minyak mentah bendera India yang menjadi target serangan Houthi.
"Pengepungan ini merupakan serangan ke-14 dan ke-15 terhadap pengiriman komersial oleh militan Houthi sejak 17 Oktober," kata CENTCOM dalam unggahan di X.
Baca juga: Israel Lagi-lagi Serang Warganya Sendiri, 5 Sandera Tewas Termasuk 3 Lansia yang Minta Diselamatkan
Houthi juga melepaskan dua rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional di Laut Merah Selatan pada hari Sabtu, tetapi tidak ada kapal yang terkena serangan, kata CENTCOM.
Secara terpisah, Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa sebuah drone yang diluncurkan dari Iran menghantam sebuah kapal tanker kimia berbendera Liberia yang dimiliki oleh Jepang di Samudra Hindia pada Sabtu pagi.
Sementara itu, Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris sebelumnya mengatakan bahwa sebuah drone meledak di dekat sebuah kapal di Selat Bab el-Mandab, di lepas pantai Yaman.
Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah melakukan kampanye serangan drone dan rudal yang semakin meningkat terhadap pengiriman komersial sejak awal perang di Gaza, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina yang menghadapi bombardir Israel.
Pada hari Selasa (19/12/2023), AS meluncurkan pasukan keamanan multinasional yang diberi nama Operasi Prosperity Guardian, untuk melindungi pengiriman di tengah eskalasi serangan di jalur air itu, salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.
Serangan terbaru terjadi ketika Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengutuk Iran atas dukungannya terhadap Houthi dan kelompok bersenjata lainnya.
Dalam wawancara yang diterbitkan di surat kabar Sunday Telegraph, Cameron mengatakan bahwa Teheran telah menjadi "pengaruh yang sangat berbahaya di wilayah ini dan di dunia".
Baca juga: Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
"Anda punya Houthi, Anda punya Hezbollah, Anda punya milisi yang didukung Iran di Irak yang sebenarnya telah menyerang basis dan pasukan Inggris dan Amerika. Dan tentu saja, Hamas," kata mantan perdana menteri Inggris itu.
"Jadi Anda memiliki semua proxy ini, dan saya pikir sangat penting bahwa, pertama-tama, Iran menerima pesan yang sangat jelas bahwa eskalasi ini tidak akan ditoleransi."
Pernyataan Cameron mengikuti klaim dari Gedung Putih AS bahwa Iran telah terlibat secara mendalam dalam serangan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.
Teheran telah mengakui mendukung Houthi secara politis tetapi membantah memberikan senjata dan intelijen kepada kelompok tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri, pada hari Sabtu menolak tuduhan bahwa Teheran telah menyediakan senjata dan intelijen kepada Houthi.
Mereka mengatakan kelompok pemberontak itu memiliki alatnya sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan dan kemampuannya sendiri.
(Tribunnews.com/Bobby)