TRIBUNNEWS.COM - Jumlah tentara Israel yang mengalami luka-luka telah meningkat.
Ketua Organisasi Veteran Penyandang Disabilitas, Edan Kleiman mengatakan kepada Bloomberg jumlah korban cedera meningkat sekitar 20.000.
Jumlah tersebut apabila tentara yang mengalami trauma dihitung.
Menurut Kleiman, ini merupakan pertama kalinya Israel menyaksikan banyaknya korban yang harus direhabilitasi.
Selain jumlah tentara Israel yang mengalami luka-luka meningkat, tentara yang mengalami gangguan trauma juga meningkat selama perang.
Peningkatan ini menambah biaya medis tambahan untuk rehabilitasi dan kompensasi yang tidak diperhitungkan, dikutip dari Al Maydeen.
Baca juga: Balas Serangan Israel, Iran Rekrut Warga Afghanistan Jadi Pengantin Bom Bunuh Diri
Ilmuwan politik Israel dan profesor kebijakan militer publik, Yagil Levy mengatakan, peningkatan jumlah tentara yang mengalami gangguan mental ini akan berdampak panjang pada perekonomian Israel.
“Akan ada dampak jangka panjang jika kita melihat banyaknya penyandang disabilitas yang harus direhabilitasi oleh Israel, yang juga dapat menimbulkan masalah ekonomi," katanya.
Para tentara yang terluka juga harus menghadapi kenyataan baru, mengalami cacat hingga rasa bersalah.
Luka yang diderita selama genosida di Gaza akan menjadi pengingat akan masa depan.
Jumlah Tentara IDF yang Tewas Bertambah
Militer pendudukan Israel mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa tiga tentara tewas dalam pertempuran di jalur Gaza.
Sementara 3 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Tentara IDF mengidentifikasi pasukan yang terbunuh sebagai Sersan. Kelas Satu (res.) Asaf Pinhas Tubul, 22, dari Batalyon 77 Brigade Lapis Baja ke-7, Cpt. (res.) Neriya Zisk, 24, seorang komandan kompi di Batalyon 52 Brigade Lapis Baja ke-401, dan Mayor Dvir David Fima, 32, wakil komandan Batalyon 198 Brigade Lapis Baja ke-460.