TRIBUNNEWS.COM - Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis video pidato terbaru pada Jumat (29/12/2023) melalui Telegram Brigade Al-Qassam.
Ia mengatakan Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 adalah pukulan terbesar bagi Israel pada abad ini.
“Setelah 83 hari sejak dimulainya pertempuran Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, menempatkan entitas Zionis di jalan menuju kehancuran dan keruntuhan atas kuasa Allah," kata Abu Ubaida, Jumat (29/12/2023).
Abu Ubaida mengatakan Hamas berjuang selama bertahun-tahun untuk kebebasan Palestina dari Israel.
"Kami telah berjuang selama bertahun-tahun untuk melakukan (pertempuran ini) demi rakyat dan tanah kami,” katanya.
"Kami mengambil hak kami dan memberikan pukulan terbesar abad ini kepada musuh Zionis pada tanggal 7 Oktober (2023), ” tambahnya.
Baca juga: Joe Biden dan Netanyahu Ribut soal Pajak Palestina, Israel Takut Uangnya Jatuh ke Hamas
Juru bicara Brigade Al-Qassam itu lalu menggambarkan perjuangan para pejuangnya di medan perang.
“Kami telah menargetkan lebih dari 825 kendaraan militer sejak awal agresi di Gaza. Pejuang kami telah melakukan operasi khusus untuk meledakkan kembali amunisi pendudukan ke dalam kendaraan (lapis baja) dan tentara mereka, dan kami telah menargetkan tiga helikopter mereka,” katanya.
Ia mengatakan pejuang Hamas menyerang pasukan Israel dengan menggunakan semua cara yang tersedia.
Termasuk senapan mesin, senjata menengah, senapan sniper, granat tangan, alat peledak, anti-tank dan anti- personel dan peluru anti-benteng, dan menyerang kumpulan pasukan dengan mortir dan peluru roket.
Ia menggambarkan momen heroik ketika pejuang Hamas memasang jebakan di dalam bangunan dan meledakkannya setelah berhasil memancing pasukan Israel.
Baca juga: Empat Hari Setelah Jenderal Korps Garda Revolusi Tewas Dibom, Iran Eksekusi Empat Agen Mossad Israel
Kemunduran Pasukan Israel
Abu Ubaida mengatakan, apa yang terjadi di medan perang saat ini adalah kebingungan dan keletihan yang dialami pasukan Israel.
"Keletihan mereka telah menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina untuk menyadari balas dendam terhadap musuh yang sombong ini, yang prajuritnya tidak mampu menghadapi para pemilik tanah, yang memiliki hak dan kemauan," katanya.
Sejauh ini, kata Abu Ubaida, Brigade Al-Qassam telah merilis banyak dokumentasi berupa foto dan video yang memperlihatkan roket mereka yang menargetkan pasukan Israel.
"Itu hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan operasi di lapangan," kata Abu Ubaida.
Sementara itu, lanjutnya, serangan besar-besaran Israel hingga hari ke-83 perang di Jalur Gaza ini hanyalah upaya untuk menutupi kekalahannya.
"Ini adalah keruntuhan dan kekalahan pendudukan dan pasukan kriminalnya, namun setiap jalan dan lingkungan di Jalur Gaza akan tetap ada," katanya.
"Musuh yang pengecut ini unggul dalam penghancuran dan pembunuhan untuk menyampaikan pesan kepada rakyat kami bahwa perlawanan ini sia-sia," lanjutnya, dikutip dari Palestine Chronicle.
Ia menggambarkan pejuang Palestina adalah orang-orang yang berani dan berbeda dengan Israel yang mengklaim peradaban dan hak asasi manusia versi negara-negara Barat.
Abu Ubaida menegaskan, rakyat Palestina akan membangun apa pun yang telah dihancurkan oleh Israel.
Baca juga: Tentara Israel Tembaki Konvoi Bantuan Pekerja Kemanusiaan Jadi Sasaran Serangan Kata Badan PBB UNRWA
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 21.320 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (29/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel