TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Yerusalem, Sarah Davis membantah keterlibatan pihaknya dalam proses pengembalian jenazah warga Palestina dari Israel ke Jalur Gaza.
“Kami mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa ICRC berpartisipasi dalam pemindahan jenazah baru-baru ini dari Israel ke Gaza. Kami tidak berpartisipasi sama sekali dalam proses ini," kata Sarah Davis, dikutip dari Roya News.
Terkait dugaan pencurian organ tubuh dari 80 jenazah tersebut, ia mengatakan setiap jenazah yang meninggal dalam konflik harus dirawat dengan baik.
“Dalam semua kasus di mana individu terbunuh atau meninggal dalam konflik, jenazah mereka harus diperlakukan dengan hormat dan bermartabat," jelasnya.
Menurutnya, jenazah-jenazah yang meninggal akibat konflik harus dikembalikan dengan identitas yang jelas agar mencegah terjadinya tragedi orang hilang.
"Jenazah individu harus dipulangkan dan dirawat dengan baik, dengan identitas mereka ditetapkan untuk membantu mencegah dan menyelesaikan tragedi orang hilang karena konflik bersenjata,” tambahnya.
Baca juga: 80 Jenazah Palestina Tiba di Gaza, Beberapa dalam Kondisi Tak Utuh, Israel Diduga Curi Organ Mereka
Sebelumnya, perwakilan utama Hamas di Lebanon, Osama Hamdan dalam konferensi pers hari Kamis di ibu kota Lebanon, Beirut, menuntut penjelasan ICRC terkait pengembalian 80 jenazah warga Palestina yang beberapa di antaranya tidak dalam kondisi utuh.
“Mereka membuka kuburan, mengambil jenazah, dan mencuri organ mereka. Komite Palang Merah Internasional menyerahkan jenazah-jenazah tersebut seolah-olah tidak terjadi apa-apa, tanpa membuat pernyataan apa pun tentang identitas jenazah-jenazah tersebut,” kata Osama Hamdan, dikutip dari Anadolu.
Ia juga menuntut ICRC terkait kembalinya jenazah-jenazah tersebut tanpa identitas.
“Kami menuntut komite Palang Merah menjelaskan bagaimana mereka menerima mayat-mayat ini tanpa informasi apapun tentang bagaimana orang-orang ini menjadi martir dan identitas mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Israel menyerahkan jenazah 80 syuhada, melalui perbatasan Kerem Shalom untuk dimakamkan di provinsi Rafah.
Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, jenazah tersebut diserahkan tanpa menyebutkan nama dan lokasi kematian mereka.
“Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah, ciri-ciri para syuhada telah berubah secara signifikan, sebuah indikasi jelas adanya pencurian organ vital dari jenazah para syuhada oleh pendudukan Israel. Serah terima yang tertunda adalah bukti lebih lanjut,” bunyi pernyataan kantor tersebut.
Mereka mengatakan kejahatan yang dilakukan IDF terhadap jenazah Warga Palestina tidak hanya dilakukan selama satu kali.
“Pendudukan Israel mengulangi kejahatan ini lebih dari satu kali selama agresi, sebelumnya menggali kuburan di Jabalia (Gaza utara) dan mencuri jenazah beberapa syuhada dari sana,” jelasnya.
Oleh karena itu, kantor media pemerintah di Gaza menyerukan penyelidikan internasional yang independen terhadap pengambilan jenazah warga Palestina dan pencurian organ tubuh mereka.
Sebagai informasi, Israel melancarkan serangan udara dan darat di wilayah pesisir sejak 7 Oktober.
Korban tewas akibat agresi Israel di Gaza hingga saat ini yaitu 21.507 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, serangan Israel tersebut telah menyebabkan kehancuran dengan 60 persen infrastruktur di Gaza rusak hingga hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel