News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Investigasi Tewasnya 3 Sandera Israel: IDF Abaikan Teriakan Minta Tolong, Tetap Lakukan Penembakan

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IDF mengabaikan teriakan minta tolong dari tiga sandera Israel yang ditemukannya di Gaza. Mereka pun tetap melakukan penembakan terhadap sandera.

TRIBUNNEWS.COM - Hasil investigasi terkait penembakan tiga sandera Israel oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah dirilis pada Jumat (29/12/2023).

Berdasarkan hasil investigasi tersebut, para tentara Israel telah mengabaikan teriakan minta tolong dari para sandera saat tengah menyerbu gedung di Jalur Gaza.

Dikutip dari Al Arabiya, pengabaian itu berujung penembakan yang menyebabkan tewasnya tiga sandera Israel yang terjadi pada pertengahan Desember 2023 lalu.

Secara kronologis, para tentara Israel tersebut sebenarnya mendengar teriakan “sandera” dalam bahasa Ibrani sesaat sebelum kejadian penembakan tersebut.

Namun, teriakan tersebut oleh tentara Israel dianggap sebagai upaya penipuan dari Hamas untuk memancing para tentara masuk ke dalam sebuah gedung di distrik Sheijaya di Gaza.

Baca juga: Populer Internasional: Hamas Mampu Teruskan Perang hingga Berbulan-bulan - Posisi Israel Terdesak

Tak sampai di situ, para tentara Israel itu juga meyakini ada peledak dalam gedung tersebut.

Di sisi lain, mereka keluar dari gedung itu dan menewaskan lima anggota Hamas yang juga berusaha untuk melarikan diri.

IDF Tembaki Sandera Israel meski Kibarkan Bendera Putih, Dalih Tak Dengar Perintah

Tentara Israel duduk di kendaraan tempur infanteri yang dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dan Israel selatan pada 27 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

Kemudian, saat IDF mendengar adanya teriakan tersebut, para sandera pun berusaha melarikan diri dari gedung tersebut.

Namun, pasukan Israel itu justru menembaki para sandera itu dan berakhir salah mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.

Alhasil, ada dua sandera yang tewas di tempat sedangkan sisanya melarikan diri.

Para tentara Israel itu lalu diperintahkan untuk menahan tembakan agar dapat mengidentifikasi sisa sandera yang kabur tersebut.

Sementara pada saat melarikan diri itu, disebut dalam rilis hasil investigasi bahwa sandera tersebut diminta untuk bergerak menuju para tentara Israel tersebut.

Baca juga: Satu Lagi Tentara Israel Diumumkan Tewas, Perwira IDF Dilikuidasi oleh Pejuang Hamas di Gaza Utara

Namun, disebutkan, ada dua tentara yang tidak mendengarkan perintah lantaran suara bising dari tank di dekatnya.

Nahas, ketiga sandera yang tewas itu ditembak oleh tentara Israel dalam kondisi bertelanjang dada dan salah satunya bahkan membawa bendera putih tanda menyerah.

Adapun ketiga sandera itu adalah warga Israel bernama Alon Shamriz, Yotam Haim, dan Samer El-Talalqa yang seluruhnya berusia 20-an tahun.

Panglima Militer: Tentara Israel Harusnya Bisa Mencegah

Pada pernyataan yang bersamaan dengan rilis hasil investigasi, Panglima Militer Israel, Herzi Halevi mengungkapkan, para tentara Israel telah gagal dalam misi menyelamatkan para sandera.

Halevi pun mengungkapkan bahwa kematian tiga sandera tersebut seharusnya bisa dicegah.

Seperti diketahui, kematian tiga sandera itu memicu unjuk rasa di Tel Aviv ketika para demonstran menuntut Pemerintah Israel membuat rencana baru untuk bisa memulangkan sekitar 129 sandera lainnya yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Korban Tewas di Gaza Tembus 21.320 Orang

Sebanyak 70 warga Palestina yang berlindung di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tewas dihujani rudal Israel, Minggu, 24 Desember 2023. (Al Jazeera)

Jumlah korban tewas akibat perang di Gaza terus bertambah.

Per Jumat (29/12/2023) kemarin, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut ada 21.320 korban tewas sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra menyebut 200 orang lebih tewas dalam 24 jam belakangan dan 55 ribu lebih orang lainnya turut terluka dalam pembantaian tentara Israel itu.

“Sebanyak 55.603 orang terluka. Setidaknya 210 orang tewas dan 360 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir,” ujar Al Qudra dikutip dari Anadolu.

Al Qudra menyebut 312 tenaga kesehatan tewas dan 104 ambulans hancur dalam bombardemen Israel.

Sementara, 23 rumah sakit dan 142 pusat kesehatan tak bisa berfungsi.

Baca juga: Mantan Jenderal Israel Puji Hamas dalam Perang Gaza: Saya Hormati Ketangguhan Mereka

Seperti diberitakan, Israel membombardir Jalur Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Kini setengah perumahan di teritori pesisir Jalur Gaza hancur.

Sekitar 2 juta warganya terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal di tengah langkanya pasokan bahan makanan dan air bersih.

Sementara di pihak Israel, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini