Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Imbas gempa di Jepang yang melanda Semenanjung Noto membuat sejumlah rute transportasi lumpuh.
Hal ini juga terjadi di moda transportasi penerbangan setelah All Nippon Airways mengumumkan bahwa penerbangan menuju dan dari Bandara Noto pada tanggal 3 dan 4 Januari 2024 akan dibatalkan.
Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap gempa yang terjadi di Semenanjung Noto pada Senin (1/1/2024)
Seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Nippon News Network, All Nippon Airways akan membatalkan semua penerbangan antara Haneda dan Bandara Noto pada tanggal 3 dan 4 Januari mendatang.
Hal ini dikarenakan Bandara Noto akan ditutup hingga tanggal 4 akibat gempa.
Sejumlah delapan penerbangan akan dibatalkan, termasuk empat penerbangan yang dijadwalkan untuk besok tanggal 3 dan empat penerbangan yang dijadwalkan untuk hari berikutnya tanggal 4.
Sebelumnya, All Nippon Airways juga sudah membatalkan 25 penerbangan kala peristiwa terjadi pada tanggal 1 Januari 2024.
Baca juga: Gempa Jepang Tewaskan 30 Orang hingga Siang Ini
Shinkansen Juga Dihentikan
Gempa bumi juga berdampak pada layanan angkutan umum moda darat terutama kereta api.
Hal ini terlihat dalam langkah JR East menghentikan sementara seluruh layanan dan operasi kereta cepat Shinkansen pada lintas layanan Tohoku, Joetsu, dan Hokuriku.
Langkah serupa juga diambil oleh JR Central dengan menghentikan layanan Shinkansen sementara pada rute Tokaido yang menghubungkan Tokyo dan Osaka .
Keputusan tersebut diambil setelah sistem mendeteksi gempa bumi dan adanya pemadaman listrik.
Dampak dari tindakan ini mencakup terganggunya perjalanan 100.000 penumpang yang telah memesan tiket keberangkatan.
Seiring dengan itu, Otoritas Nuklir Jepang juga mengeluarkan pernyataan mengenai dampak gempa pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Tak seperti yang terjadi di Fukushima pada tahun 2011 lalu, gempa kali ini tak menimbulkan efek serius di kawasan PLTN Ishikawa.
Mereka menyatakan, PLTN di wilayah Ishikawa tidak terdampak gempa sama sekali.
PLTN Shika sendiri sudah mematikan dua reaktornya sebelum gempa terjadi untuk pemeliharaan rutin.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)