Israel Tunjuk Profesor Hukum Internasional Jadi Pembela Lawan Tuduhan Genosida di ICJ
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan menunjuk seorang profesor asal Inggris untuk menjadi pembela negara tersebut di persidangan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghadapi gugatan Afrika Selatan atas dugaan aksi genosida di Gaza.
Profesor tersebut adalah Malcolm Shaw, seorang ahli hukum internasional yang menyisihkan nama seorang pengacara asal Amerika Serikat (AS), Alan Dershowitz.
Baca juga: Malaysia Makin Frontal Tantang Aksi Israel: Tampung Para Pemimpin Hamas Hingga Dukung Afsel di ICJ
Malcolm Shaw dilaporkan merupakan sosok pilihan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memimpin pembelaan Israel di pengadilan internasional tersebut.
Tidak jelas apakah kontroversi yang sedang berlangsung seputar Dershowitz memengaruhi pemilihan tersebut.
Dershowitz, pengacara senior berusia 85 tahun, menjadi sorotan karena diketahui ada dalam daftar nama yang terungkap dalam catatan pengadilan yang tidak tersegel terkait kasus Jeffrey Epstein, terpidana pelaku perdagangan seks anak.
Adapun Dershowitz termasuk menjadi pengacara yang membela Epstein.
Selain kasus itu, Dershowitz juga diketahui menjadi pengacara dalam kasus terpidana pemerkosa Harvey Weinstein, dan mantan Presiden AS Donald Trump yang dimakzulkan.
Baca juga: Artinya Kalah Perang, Pakar Hukum Israel Cemas Pengadilan Internasional Beri Sanksi Soal Genosida
Upaya Agar Israel Terus Lakukan Bombardemen di Gaza
Penunjukan Shaw dikonfirmasi oleh seorang pejabat Israel di X.
Dia adalah salah satu dari empat pengacara yang dipilih untuk mewakili Tel-Aviv pada persidangan tersebut.
Sebagai otoritas terkemuka dalam hukum internasional, Shaw dikatakan telah memberikan nasihat dan bantuan hukum kepada pemerintah Israel dalam beberapa kasus di masa lalu.
Profesor asal Inggris ini juga menjadi penasihat pemerintah dan organisasi internasional lainnya, serta hadir di hadapan ICJ, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dan pengadilan tertinggi di Inggris.
Gugatan yang diprakarsai oleh Afrika Selatan ini menuduh adanya kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida yang dilakukan Israel.
Pada tahap awal, Shaw akan menghadapi permohonan Afrika Selatan untuk meminta Israel menghentikan operasinya di Gaza.