TRIBUNNEWS.COM - Daftar tentara Israel yang mengalami cacat meningkat lebih dari 20 persen.
Menurut laporan Ynet, sekitar 12.500 tentara IDF akan diakui secara hukum sebagai penyandang disabilitas.
Namun, jumlah total permintaan pengakuan diperkirakan akan mencapai 20.000.
Angka tersebut menjadi pukulan besar bagi Israel.
Pasalnya, ini merupakan jumlah korban yang sangat besar sejak awal serangan.
Sejauh ini, 3.400 tentara telah dinyatakan cacat sejak 7 Oktober, dikutip dari Al Mayadeen.
Baca juga: Posisi Israel Terdesak, 20.000 Pasukan Diklaim Cacat dan Trauma Imbas Perang
Akan tetapi, Divisi Rehabilitasi mengatakan ribuan pasien baru saat ini bertambah.
Hal tersebut membuat mereka kewalahan dan meminta penambahan tenaga kerja Divisi yang sepadan.
Selain itu, meningkatnya permintaan akan peralatan medis, bertambahnya staf medis, dan prostetik akan menimbulkan biaya tambahan.
Sehingga memerlukan anggaran tambahan untuk memenuhi kebutuhan yang diperluas.
Selain jumlah tentara Israel yang mengalami luka-luka meningkat, tentara yang mengalami gangguan trauma juga meningkat selama perang.
Ilmuwan politik Israel dan profesor kebijakan militer publik, Yagil Levy mengatakan peningkatan jumlah tentara yang mengalami gangguan mental ini akan berdampak panjang pada perekonomian Israel.
“Akan ada dampak jangka panjang jika kita melihat banyaknya penyandang disabilitas yang harus direhabilitasi oleh Israel, yang juga dapat menimbulkan masalah ekonomi," katanya.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Warga Palestina yang terbunuh mencapai 22.600 dan 57.910 lainnya terluka.
Serangan gencar tersebut telah menyebabkan kehancuran di Gaza.
60 persen infrastruktur di daerah kantong tersebut rusak atau hancur.
Sementara hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel