TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant menguraikan rencana Tel Aviv untuk fase baru perang di Gaza, Kamis (4/1/2024).
Berdasarkan uraian Gallant, skenario masa depan Jalur Gaza terbagi menjadi dua.
Pertama untuk wilayah utara, lalu kedua wilayah selatan.
Untuk wilayah utara, Gallant mengaku bahwa Israel akan melakukan transisi ke pendekatan tempur baru sesuai dengan pencapaian militer di lapangan.
Pria itu mengatakan operasi tersebut akan mencakup penggerebekan, penghancuran terowongan, serangan udara dan darat, dan operasi pasukan khusus.
Kemudian, di bagian selatan wilayah kantong yang terkepung, operasi tersebut akan terus berupaya untuk melenyapkan para pemimpin Hamas dan menyelamatkan sandera Israel.
"Ini akan berlanjut selama dianggap perlu," kata pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya
Skenario pascaperang
Pascaperang, kata Gallant, Hamas tidak akan lagi mengendalikan Gaza.
Dengan demikian, Israel akan mempertahankan kebebasan bertindak operasionalnya.
Namun dia mengatakan tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel dan badan-badan Palestina akan bertanggung jawab atas daerah kantong tersebut.
"Penduduk Gaza adalah warga Palestina, oleh karena itu badan-badan Palestina akan bertanggung jawab, dengan syarat tidak akan ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel," kata kantor Gallant dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (4/1/2024).
Ingin Palestina bertanggung jawab
Melaporkan dari Tel Aviv, korespoden Al Jazeera, Sara Khairat mengatakan Gallant memperjelas bahwa para pejabat Israel menginginkan "entitas Palestina" yang bertanggung jawab menjalankan urusan sipil di Jalur Gaza.
Tetapi dengan "kondisi yang sangat spesifik".
"Syaratnya adalah mereka tidak akan bertindak bermusuhan terhadap Israel, dan mereka tidak akan bertindak melawan Israel," kata Khairat.
Israel telah berulang kali mengatakan bahwa "tidak ada tempat" bagi Hamas di struktur sipil Gaza pascaperang.
Beberapa pejabat Israel, termasuk Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, juga mengatakan Israel akan secara permanen menguasai Jalur Gaza dan kemungkinan memukimkan kembali warga Israel di sana.
Gallant juga mengatakan bahwa Israel akan memiliki "kebebasan penuh untuk melakukan operasi militer di Gaza," kata Khairat.
Baca juga: CEO McDonalds Akui Boikot Produk Pro-Israel Berdampak di Timur Tengah: Ini Mengecewakan
Israel melancarkan serangannya di Gaza setelah serangan 7 Oktober oleh kelompok militan bersenjata Hamas.
Sejauh ini, sekitar 1.140 orang Israel di komunitas dekat Gaza dilaporkan tewas.
Pejuang Hamas terus memerangi pasukan darat Israel di Gaza tengah dan sebagian Gaza selatan, dikutip dari AP News.
Bahkan hari Kamis (4/1/2024), operasi militer di wilayah selatan terus berlanjut.
Hingga hari ini, Jumat (5/1/2024), perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 22.400 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Sebagian besar penduduk terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Banyak dari pengungsi kini berdesakan di wilayah Rafah di Gaza selatan.
Kementerian Kesehatan telah memperingatkan bahwa penyakit di sana menyebar di tengah kurangnya pasokan, obat-obatan, air bersih, dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan.
PBB mengatakan hampir 1,9 juta orang kini menjadi pengungsi – lebih dari 80 persen populasi Jalur Gaza sebelum perang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)