TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan Israel hingga saat ini belum bisa mencapai satu pun tujuannya di Jalur Gaza.
Hal itu disampaikan oleh Amir-Abdollahian ketika berbicara dengan Presiden Iran Ebrahim Raesida dan sejumlah menteri mengenai perkembangan terbaru situasi di Gaza.
“Selama lebih dari 90 hari, tak ada satu pun tujuan rezim Zionis yang sudah tercapai, termasuk penghancuran Hamas atau bahkan melucuti Hamas serta pembebebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza,” ujar Amir-Abdollahian dikutip dari Mehr News.
Kemudian, dia menyebut kegagalan Israel itu membuat Israel memanfaatkan wilayah di luar Gaza.
“Karena alasan itu, Zionis menggunakan wilayah di luar Gaza dan berupaya membuat sesuatu yang disebut kemenangan palsu bagi mereka sendiri lewat pembunuhan Saleh al-Arouri di Beirut,” ujarnya.
Sebelumnya, pemimpin Hamas bernama al-Arouri tewas dalam serangan Isral di Beirut tanggal 2 Januari lalu.
Amir-Abdollahian juga menyinggung perselisihan dalam kabinet Israel dan perbedaan pendapat di Amerika Serikat (AS) perihal dukungan Israel.
Diplomat Iran itu kemudian menekankan pentingnya perdamaian jangka panjang di Timur Tengah.
Dia meyakini kedamaian di kawasan itu bisa dipulihkan setelah perang di Gaza dihentikan.
Baca juga: 4 Sandera IDF Muncul di Video, Hamas: Mereka Terbunuh oleh Serangan Israel di Shujaiya
Cara Israel kurangi kekalahan
Mirip dengan Amir-Abdollahian, Brigjen Esmail Ghaani juga menuding Israel membunuh al-Arouri untuk mengurangi kekalahan besarnya di Gaza.
Ghaani hingga kini masih berbelasungkawa atas kematian al-Arouri.
Dia memuji sumbangsih al-Rouri dalam mempertahankan Palestina dari serangan Israel.
Al-Arouri dikenal sebagai pejabat senior Politburo Hamas. Dia terlibat banyak dalam urusan militer.
Iran bisa lancarkan serangan balasan
Mayjen Gholam-Ali Rashid yang menjadi panglima di Markas Pusat Khatam al-Anbiye mengatakan Iran akan merespons setiap serangan Israel.
Dia mengatakan setiap pihak yang membahayakan Iran telah gagal lolos dari pembalasan.
Rashid menyinggung sumbangsih mantan panglima antiteror Iran, Letjen Qassem Soleimani, dalam perjuangan perlawanan di Lebanon, Irak, Palestina, Yaman, dan Suriah.
Soleimani tewas dalam serangan drone AS di dekat Bandara Internasional Baghdad tanggal 3 Januari 2020.
Baca juga: Sergapan Mematikan Brigade Jenin Palestina Kejutkan Israel, IDF Kocar-kacir dan Disindir
Israel dituding sembunyikan kekalahan
Sementara itu, Israel hingga saat ini juga belum bisa mengatasi ancaman dari kelompok Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengeklaim Israel sengaja menyembunyikan "kekalahan telak" dalam pertempuran melawan Hizbullah.
Hal itu dikatakan Nasrallah tatkala menyampaikan pidatonya di televisi hari Jumat (5/12/2023).
Pidato di Kota Baalbek itu disampaikan dalam rangka peringatan wafatnya pejabat Hizbullah bernama Mohammad Yaghi.
Dalam pidatonya Nasrallah turut mengungkapkan dukacitanya atas kematian Saleh al-Arouri, Wakil Kepala Politburo Hamas, karena serangan Israel di Beirut selatan.
"Pembunuhan terhadap Sheikh Saleh al-Arouri pasti akan dibalas, keputusan ada dalam pertempuran dan itu pasti akan diterapkan," kata dia dikutip dari Pars Today.
Baca juga: Klaim Berhasil Redam Serangan Hamas, Israel Beri Sinyal Hentikan Perang di Gaza
Menurut Nasrallah, dalam konflik antara Hizbullah dan Israel di perbatasan, pihaknya sudah menjalankan ratusan operasi militer anti-Israel.
Operasi itu merupakan bentuk dukungan kepada perjuangan warga Palestina di Gaza.
"Sejak 8 Oktober, kita telah masuk ke dalam pertempuran melawan Israel di sepanjang lebih dari 100 km di front selatan," ujar pemimpin Hizbullah itu.
"Perjuangan Islam di Lebanon sudah menjalankan lebih dari 670 operasi dalam 3 bulan, dan 48 tempat di perbatasan telah ditargetkan lebih dari sekali."
Dia menyebut, Hizbullah juga menargetkan peralatan teknis dan intelijen di utara wilayah yang diduduki. Kata dia, Hizbullah sudah menghancurkan semuanya.
Selain itu, dia menegaskan bahwa ada banyak kendaraan dan tank Israel yang dihancurkan di perbatasan.
Baca juga: Pangkalan Udara Meron Israel Terkena Serangan Hizbullah, Iron Dome Tak Mampu Halau Rudal Kornet-EM
Nasrallah kemudian mengutip laporan dari pejabat kesehatan Israel yang menyebutkan bahwa jumlah kematian di pihak Israel tiga kali lipat lebih besar daripada yang yang diungkapkan secara resmi.
Dilaporkan pula ada lebih dari 2.000 korban luka di pihak Israel.
"Apa yang terjadi di perbatasan selatan digambarkan oleh mantan Menteri perang Israel sebagai hal yang memalukan," katanya.
"Karena terdampak parah oleh kekalahan besar, musuh tidak membedakan yang meninggal dengan yang terluka, dan inilah bagian dari kebijakan tentang rahasia umum perihal kekalahannya."
Dia mengeklaim operasi militer yang dijalankan Hizbullah membuat Israel kewalahan. Israel, kata dia, menyembunyikan kekalahan besarnya.
(Tribunnews/Febri)