Suaminya Didemo Besar-besaran, Sarah Netanyahu Dibentak-bentak Keluarga Sandera Israel
TRIBUNNEWS.COM - Saluran televisi Israel, Channel 12 pada Jumat (5/1/2024), melaporkan kalau Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel,mendapat bentakan dan teriakan dari keluarga sandera Israel yang ditangkap oleh Hamas di Gaza.
Insiden itu terjadi setelah Sarah melontarkan kritik keluarga sandera Israel dalam sebuah pertemuan.
Menurut laporan tersebut, Sara Netanyahu mengatakan kepada keluarga tersebut kalau pernyataan media mereka menunjukkan dukungan terhadap pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Kirim Pesan ke Keluarga Tawanan Tentara Israel: Jangan Percaya Netanyahu
"Hal ini memicu reaksi kemarahan dari keluarga, termasuk beberapa yang meneriaki istri Perdana Menteri," tulis laporan media Israel tersebut dikutip Al-Ghad.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencoba menengahi atas nama istrinya dan mengatakan kepada keluarga kalau Israel “sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan deportasi Sinwar dari Gaza.”
Hal ini mengacu pada laporan yang beredar kalau Israel mungkin mengizinkan para pemimpin Hamas untuk bebas meninggalkan Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen dan pembebasan semua sandera yang tersisa.
Demo Besar-besaran
Sebenarnya, sasaran terbesar kemarahan penduduk Israel mengarah terhadap Netanyahu.
Hal itu tampak dari aksi ribuan warga Israel yang menggelar aksi protes besar-besaran di kantor pemerintahan Israel dan Habima Square di kawasan Tel Aviv.
Aksi demo ini sengaja digelar warga Israel untuk menuntut pencopotan Benjamin Netanyahu dari jabatan Perdana Menteri (PM).
Selain menuntut pelengseran Netanyahu, para demonstran yang tumpah ruah di jalanan Tel Aviv juga turut mendesak pemerintah untuk menyerukan pembebasan tawanan Israel yang ditahan Hamas serta diakhirinya perang di Gaza.
Sambil membawa berbagai macam poster protes, ribuan massa juga turut meneriakan kalimat hujatan, seperti 'Netanyahu adalah bencana terbesar bagi Israel'.
Ada pula yang menyerukan kalimat “Bushah bushah, bushah”, yang berarti “malu, malu, malu” mengacu pada pemerintahan Netanyahu yang dianggap gagal atas serangan 7 Oktober lalu.
Demo serupa juga digelar di sekeliling kediaman Netanyahu yang ada di Kaisarea.
Sementara di Yerusalem, orang-orang berkumpul di depan rumah Presiden Israel Isaac Herzog untuk berdemonstrasi menuntut pengembalian lebih dari 100 tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Tak diketahui secara pasti berapa jumlah warga Israel yang ikut turun ke jalanan kali ini.
Namun melansir dari The Time Of Israel, jumlah orang yang hadir di alun-alun tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa minggu terakhir saat hanya puluhan hingga ratusan orang berkumpul.
Hingga jadi yang terbesar yang pernah tercatat dalam Sejarah Israel selama perang dengan Hamas di Gaza Meletus.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya karena, sepanjang awal perang ini, semua orang telah sepakat, termasuk para pengunjuk rasa anti-pemerintah, bahwa mereka perlu bersatu pada saat terjadi perang, pada saat para tawanan masih ditahan di Gaza, kata Sara Khairat dari Al Jazeera, melaporkan dari Tel Aviv.
"Ini memberi Anda gambaran betapa marahnya beberapa orang ini,” imbuhnya.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Kirim Pesan ke Keluarga Tawanan Tentara Israel: Jangan Percaya Netanyahu
Netanyahu Disebut Gagal Pimpin Israel
Sebagai informasi, demo seperti ini hampir digelar warga Israel di setiap akhir pekan sebelum perang tanggal 7 Oktober.
Warga Israel melakukan aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Netanyahu yang diduga melakukan berbagai pelanggaran hukum.
Para demonstran juga menilai Netanyahu adalah gambaran tokoh pemimpin yang gagal menyelamatkan lebih dari 200 tawanan Hamas.
Imbas masalah ini popularitas Netanyahu di Israel perlahan mulai memudar.
Dalam jajak pendapat di surat kabar Maariv pada 18-19 Oktober lalu bahkan nama Benjamin Netanyahu kalah saing dengan mantan menteri pertahanan Benny Gantz.
“Netanyahu akan mundur. Sama seperti pejabat tinggi militer, intelijen, dan GSS (badan intelijen). Karena mereka gagal,” tulis surat kabar harian Israel Hayom.
Lebih lanjut Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan Gaza, 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu.
Sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan.