Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon
TRIBUNNEWS.COM - Bagi Tentara Israel (IDF) di perbatasan utara dengan Lebanon, strategi pemerintah pendudukan untuk menghindari perang skala penuh melawan pasukan Hizbullah - yang hanya berjarak beberapa ratus meter - diwujudkan dalam halaman buku manual pelatihan berusia 68 tahun.
Menurut laporan Reuters, buku pelatihan manual IDF itu bertajuk “The Rifle Department”.
Panduan bagi IDF ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 dan segera dicetak ulang setelah terjadinya serangan terhadap Israel selatan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina di Gaza, Hamas pada 7 Oktober.
Baca juga: Fakta Rinci Operasi Banjir Al-Aqsa Hamas 7 Oktober: 70 Pejuang Pilihan Jebol Tembok Tebal Israel
"Panduan manual bagi IDF ini mengajarkan teknik lama pertahanan statis kepada tentara," kata Letkol Dotan Razili , seorang komandan brigade depan rumah di utara, dilansir Memo, Sabtu (13/1/2024).
Menghadapi eskalasi yang terus memuncak, Dotan menyiratkan Israel harus mengambil langkah berbeda menghadapi Hizbullah. Jika biasanya mereka menyerang, kini mereka harus bertahan.
Baca juga: Seberapa Kuat Hizbullah Lebanon? Mengapa Dia Ada? Bikin Kaget Dunia Karena Bisa Pukul Mundur Israel
Pernyataan ini menyiratkan kalau Israel akan benar-benar kerepotan jika harus menghadapi front pertempuran lain saat masih melancarkan agresi militer melawan Hamas di Gaza.
“IDF biasanya merupakan kekuatan penyerang. Kami mengambil inisiatif,” katanya kepada wartawan di Hanita, salah satu dari serangkaian kibbutzim (pemukiman) di sepanjang perbatasan utara yang dievakuasi beberapa hari setelah serangan 7 Oktober dan sekarang kosong.
Baca juga: Pertempuran Hizbullah vs IDF Sengit di Lebanon Selatan, Permukiman Israel di Utara Kini Kosong
“Kami harus mengajari unit bagaimana memulai bertahan,” katanya sambil memegang salinan manual yang sudah usang di tangannya.
Diajari Gali Lubang Berdiam
Buku tersebut, yang merupakan salah satu panduan pelatihan yang pertama di ketentaraan Israel, mengajarkan tentara dan perwira junior untuk lebih terbiasa dengan peperangan modern berteknologi tinggi, teknik infanteri klasik.
Teknik klasik infanteri tersebut termasuk cara menggali lubang perlindungan yang dapat digunakan selama berminggu-minggu.
“Kami menjadi lebih baik dalam hal ini, karena kami berlatih dan menggerakkan pasukan kami dan kami membangun pos-pos dan kami lebih siap,” kata Razili.
Sementara pasukan Israel telah terlibat dalam pertempuran sengit di Jalur Gaza bagian selatan, pasukan IDF di utara telah terlibat dalam konfrontasi lintas batas dengan intensitas yang lebih rendah dengan para pejuang Hizbullah di mana masing-masing pihak saling menembak tanpa pernah beralih ke perang skala penuh.
Baca juga: Cueki AS, Israel Mau Gempur Lebanon: Hizbullah Punya 150 Ribu Rudal, IDF Tak Siap Perang Multifront
Kedua belah pihak terakhir kali berperang besar pada tahun 2006 namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, telah berulang kali mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Hizbullah, sambil memperingatkan kalau Israel akan siap untuk melanjutkan perang. menyerang jika dirasa perlu.