Hamas Tolak Gencatan Senjata dengan Israel Kalau Cuma Sebulan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Hamas pada Kamis (31/10/2024) mengatakan kalau gerakan pembebasan Palestina itu menolak proposal gencatan senjata sementara di Gaza.
Proposal itu disebutkan berisi rencana penghentian sementara perang yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun di Gaza.
Hamas berkeinginan gencatan senjata yang terjadi bersifat permanen.
Baca juga: 4 Personel Komando Elite Unit Hantu IDF Tewas di Gaza, Pakar Militer: Umpan Jebakan Hamas Sukses
“Soal gagasan jeda sementara dalam perang, hanya untuk melanjutkan agresi nanti, adalah sesuatu yang telah kami nyatakan. Hamas mendukung akhir permanen perang, bukan yang sementara,” kata Taher al-Nunu, seorang pemimpin senior gerakan itu, kepada AFP.
Mediator yang berusaha untuk menengahi gencatan senjata Gaza diperkirakan akan mengusulkan gencatan senjata “kurang dari sebulan” kepada Hamas, ujar sumber dengan pengetahuan tentang pembicaraan mengatakan kepada AFP pada Rabu (30/10/2024).
"Pertemuan antara kepala Mossad David Barnea, Direktur CIA Bill Burns dan perdana menteri Qatar di Doha, pada Senin kemarin, membahas mengusulkan gencatan senjata “jangka pendek”, “kurang dari sebulan”," kata sumber mengatakan dengan syarat anonim karena sensitivitas pembicaraan.
Proposal tersebut melibatkan pertukaran sandera Israel untuk warga Palestina di penjara-penjara Israel dan meningkatkan bantuan ke Gaza, sumber itu menambahkan.
"Para pejabat AS percaya bahwa jika kesepakatan jangka pendek dapat dicapai, itu dapat mengarah pada kesepakatan yang lebih permanen," kata sumber itu.
Taher al-Nunu mengatakan Hamas belum menerima proposal sejauh ini, menambahkan jika mendapat rencana seperti itu, Hamas akan merespons dengan penolakan.
Namun, ia menegaskan kembali tuntutan kelompok itu telah bersikeras selama berbulan-bulan - "gencatan senjata permanen, penarikan (pasukan Israel) dari Gaza, kembalinya orang-orang terlantar, bantuan kemanusiaan yang cukup ke Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan yang serius".
Jaminan Penarikan Mundur Pasukan Israel
Adapun Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, Rabu (30/10/2024) mengatakan kalau kelompoknya terbuka terhadap kesepakatan atau perjanjian apa pun yang akan mengarah pada gencatan senjata dan penarikan militer Israel dari Jalur Gaza.
Abu Zuhri menyerukan ke para pendukung Israel untuk melakukan tekanan efektif agar negara pendudukan menghentikan agresinya.
Baca juga: Tentara Israel: Pemukim Yahudi Ekstremis Mau Masuk Jalur Gaza, Hamas: Genosida Keji di Rumah Sakit
Zuhri menambahkan, keputusan Knesset Israel untuk melarang operasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Wilayah Pendudukan merupakan “keputusan yang tidak adil”.