Houthi Mulai Balas Gempuran, USCENTCOM: Kapal Perang AS Jadi Sasaran Rudal Jelajah Yaman
TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) mengabarkan satu di antara kapal perusak (destroyer) angkatan lautnya menjadi sasaran rudal jelajah anti-kapal yang ditembakkan oleh gerakan perlawanan Ansarallah (Houthi) Yaman pada Senin (15/1/2023) pagi.
Menurut pernyataan itu, rudal tersebut ditembak jatuh di dekat pantai Hodeidah oleh jet tempur AS, dan tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan.
Kapal perusak USS Laboon milik Washington dikerahkan ke wilayah tersebut pada 14 Oktober setelah Menteri Pertahanan AS mengarahkan kapal tersebut, bersama dengan kapal lainnya, ke Mediterania untuk mendukung perang Israel di Gaza, menurut berita Al-Mayadeen.
Baca juga: Balas Kematian Anggota Houthi, Operasi Gabungan Militer Yaman Serang Kapal AS Pakai Rudal Balistik
Menurut Al-Mayadeen, kapal perang USS Laboon menembak jatuh empat drone penyerang Yaman pada 23 Desember, saat sedang menuju Israel.
Gerakan perlawanan Ansarallah (Houthi) dan angkatan bersenjata Yaman belum mengkonfirmasi serangan tersebut, yang merupakan serangan pertama sejak AS dan Inggris melancarkan serangan gabungan ke Yaman sebagai tanggapan atas operasi pro-Palestina di Laut Merah.
Baca juga: Disebut Houthi Iblis, AS Kembali Gempur Yaman, Rudal Tomahawk Hajar Pangkalan Udara Al-Dailami
AS-Inggris Gempur Yaman
Serangan AS-Inggris dilancarkan pada awal 12 Januari, menewaskan beberapa orang dan menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah Yaman.
AS menindaklanjuti gempurannya dengan lebih banyak serangan di Yaman pada 13 Januari.
Sebagai bagian dari operasi gugus tugas pimpinan AS yang dibentuk bulan lalu untuk menghadapi Yaman, Washington menenggelamkan tiga kapal Yaman pada tanggal 31 Desember, menewaskan sepuluh perwira angkatan laut Sanaa.
Tentara Yaman mengumumkan tanggapannya pada 10 Januari, dengan mengatakan pihaknya meluncurkan sejumlah besar rudal dan drone ke kapal AS.
Menyusul serangan AS-Inggris pada 12 Januari, Muhammad Abdul Salam, perunding Sanaa di PBB dan kepala delegasi nasional, mengatakan bahwa “angkatan bersenjata telah melakukan respons awal, dan kami akan segera memperluas balasannya,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Operasi angkatan laut Yaman mengklaim, serangan dan blokade Laut Merah yang mereka lakukan tidak menewaskan atau melukai siapa pun.
Mereka bertujuan untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel untuk mencegah barang mencapai Israel, sebagai tanggapan terhadap blokade bantuan terhadap masyarakat Gaza.
Angkatan Bersenjata Yaman telah menyatakan, semua kapal lain bebas bernavigasi sesuka mereka, dan telah menyatakan kesediaan untuk menghentikan serangan mereka ketika perang di Gaza berakhir dan ketika bantuan yang cukup sampai ke Palestina.
“Kami menegaskan bahwa tindakan permusuhan Amerika terhadap Yaman tidak akan menghalangi angkatan bersenjata Yaman untuk … mendukung perlawanan rakyat Palestina yang pemberani [dan] Yaman akan terus menargetkan kapal-kapal Israel yang menuju pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki, [dan bahwa ini akan terus berlanjut] sampai agresi berhenti dan pengepungan Gaza dicabut,” kata Abdul Salam pada 14 Januari.