Gaza Utara Kembali Berkobar: Taktik Tipuan, Tank-Tank Israel Balik Lagi, Milisi Palestina Melawan Sengit
TRIBUNNEWS.COM - Tank-tank Israel dilaporkan kembali menyerbu ke bagian utara Jalur Gaza yang mereka tinggalkan minggu lalu, Selasa (15/1/2024).
Penuturan penduduk menyebut kalau kembalinya tentara pendudukan Israel (IDF) ke Gaza Utara memicu kembali pertempuran paling sengit sejak Tahun Baru.
"Pertempuran di Gaza Utara sempat mereda ketika Israel mengumumkan akan mengurangi operasinya di sana," lapor Reuters.
Baca juga: Israel Sebut Hamas Sudah Tercerai-berai di Gaza Utara, Perlawanan Lain Bakal Muncul Menggantikannya
Laporan deskriptif menggambarkan pertempuran dhiasi ledakan besar yang terlihat di wilayah utara Gaza dari seberang perbatasan dengan Israel.
"Hal yang jarang terjadi selama dua minggu terakhir setelah Israel mengumumkan penarikan pasukan di utara sebagai bagian dari transisi ke operasi yang lebih kecil dan tertarget," kata ulasan tersebut.
Deru tembakan hebat terdengar melintasi perbatasan sepanjang malam.
"Di pagi hari, contrails (jejak asap di udara dari pesawat atau roket) meliuk-liuk di langit ketika pertahanan Iron Dome Israel menembak jatuh roket-roket yang ditembakkan oleh pejuang Brigade Al Qassam Hamas melintasi pagar, bukti bahwa mereka tetap mempunyai kemampuan untuk meluncurkannya meskipun perang telah berlangsung lebih dari 100 hari," kata laporan Memo.
Baca juga: Jawab Koar-koar Tentara Israel, Hamas Hujani Netivot-Givolim dengan Puluhan Roket dari Gaza Utara
Israel mengatakan pasukannya telah membunuh puluhan pejuang Hamas semalaman dalam bentrokan di Beit Lahiya di tepi utara Jalur Gaza.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pemboman Israel selama 24 jam terakhir telah menewaskan 158 orang di daerah kantong tersebut, sehingga meningkatkan jumlah korban jiwa dalam perang tersebut, yang kini memasuki bulan keempat, menjadi 24.285 orang, dan ribuan orang lainnya dikhawatirkan hilang di reruntuhan.
Israel melancarkan perang untuk memberantas Hamas setelah kelompok itu menyerbu pagar perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Namun, sejak saat itu, media Israel Haaretz mengungkap kalau helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Perang telah memaksa hampir seluruh warga Gaza meninggalkan rumah mereka, bahkan beberapa kali, dan menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang semakin menipis.
Baca juga: IDF Tarik Mundur Satu Divisi Penuh Pasukan dari Jalur Gaza, Menteri Israel: Kesalahan Besar!
Taktik Tipuan
Di bawah tekanan dari Washington untuk mengurangi korban sipil, Israel mengatakan pihaknya mengubah taktik, beralih dari serangan darat skala penuh ke operasi yang menargetkan kelompok Hamas.
Pergeseran ini dimulai dengan penarikan mundur pasukan di wilayah utara, tempat pasukannya memulai serangan darat pada bulan Oktober.
Pada Senin malam, Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, juga mengatakan serangan darat baru-baru ini di wilayah selatan akan segera berakhir.
Namun, taktik penarikan mundur pasukan upaya untuk meredakan perang tampaknya hanya berupa strategi tipuan untuk mengecoh.
Perang diperkirakan masih akan berlangsung dalam intensitas tinggi karena Israel mengatakan tidak akan berhenti sampai Hamas dihancurkan, dan para pejuang pembebasan Palestina di Gaza -baik Hamas maupun PIJ dan gerakan lain- tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan kemampuan untuk melawan.
Baca juga: Perang Gaza Hari ke-101, Hamas Tak Melembek, Al Qassam: 5 Tentara Israel Lenyap di Pintu Terowongan
Beberapa dari ratusan ribu warga yang melarikan diri dari wilayah utara pada awal perang mulai kembali ke daerah yang dibom Israel, tempat pasukan Israel telah mundur.
Namun warga yang berbicara kepada Reuters pada hari Selasa mengatakan berkobar hebatnya kembali pertempuran di wilayah utara kini akan menghentikan rencana mereka untuk mencoba pulang.
“Kami hampir berencana untuk kembali ke rumah kami di Nazla, sebelah timur Jabalia, tapi syukurlah kami tidak melakukannya. Pagi ini orang-orang yang tinggal di sekitar tiba di sini dan memberi tahu kami bahwa tank-tank tersebut didorong kembali ke sana,” kata Abu Khaled, 43, ayah tiga anak yang sekarang tinggal bersama kerabatnya di Kota Gaza yang rusak parah.
“Suara bom dari tank, dari pesawat tidak berhenti sepanjang malam. Ini mengingatkan kami pada hari pertama agresi darat Israel,” katanya.
(oln/Memo/*)