Militer AS Kembali Serang Yaman, Kali Ini Pakai Rudal yang Diluncurkan dari Kapal dan Kapal Selam
TRIBUNNEWS.COM- Militer Amerika Serikat Kembali meluncurkan rentetan rudal Terhadap Situs Houthi di Yaman.
Serangan tersebut menyusul pengumuman resmi pada hari Rabu bahwa AS telah memasukkan kembali kelompok Houthi ke dalam daftar teroris global yang ditetapkan secara khusus.
Militer AS kembali melancarkan gelombang serangan rudal yang diluncurkan dari kapal dan kapal selam terhadap situs-situs yang dikuasai Houthi pada Rabu, kata beberapa pejabat AS.
Ini menandai keempat kalinya dalam beberapa hari ini mereka secara langsung menargetkan kelompok tersebut di Yaman sebagai kekerasan yang memicu kekerasan. Pasca perang Israel-Hamas terus meluas di Timur Tengah.
Serangan tersebut diluncurkan dari Laut Merah dan menghantam lebih dari selusin lokasi, kata pejabat AS.
Serangan tersebut menyusul pengumuman resmi pada hari Rabu bahwa AS telah memasukkan kembali kelompok Houthi ke dalam daftar teroris global yang ditetapkan secara khusus.
Sanksi yang diberikan bersamaan dengan penetapan resmi tersebut dimaksudkan untuk memutus kelompok ekstremis kekerasan dari sumber pendanaan mereka.
Baca juga: Militer AS Kembali Luncurkan Rudal ke Situs Houthi Yaman, Targetkan 14 Peluncur Rudal
Para pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas rincian yang belum dipublikasikan.
Meskipun ada sanksi dan serangan militer, termasuk operasi skala besar pada hari Jumat yang dilakukan oleh kapal perang dan pesawat tempur AS dan Inggris yang menyerang lebih dari 60 sasaran di Yaman, kelompok Houthi terus melanjutkan kampanye pelecehan mereka terhadap kapal komersial dan militer.
Insiden terbaru terjadi pada hari Rabu ketika sebuah drone serang satu arah diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menghantam M/V Genco Picardy yang berbendera Kepulauan Marshall, dimiliki dan dioperasikan oleh AS, di Teluk Aden.
Peringatkan Iran Setop Beri Senjata Kepada Houthi
AS juga telah memperingatkan Iran agar berhenti memberikan senjata kepada kelompok Houthi. Pada hari Kamis, serangan AS terhadap kapal dhow berhasil mencegat bagian-bagian rudal balistik yang menurut AS dikirim oleh Iran ke Yaman. Dua US Navy SEAL masih belum ditemukan setelah salah satunya terlempar dari kapal oleh gelombang saat penyitaan dan yang kedua mengikuti SEAL yang berhasil masuk ke dalam air.
Pada hari Rabu, sekretaris pers Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan AS akan terus mengambil tindakan militer untuk mencegah serangan lebih lanjut.
“Mereka mengeksploitasi situasi ini untuk melakukan serangan terhadap kapal-kapal dari lebih dari 50 negara… di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami di kawasan ini untuk mencegah serangan-serangan tersebut atau mencegah serangan-serangan tersebut di masa depan,” kata Ryder.
Ada beberapa insiden sejak operasi gabungan hari Jumat. Kelompok Houthi menembakkan rudal jelajah anti-kapal ke arah kapal perusak Angkatan Laut AS pada akhir pekan, namun kapal tersebut menembak jatuh. Kelompok Houthi kemudian menyerang sebuah kapal milik Amerika di Teluk Aden pada hari Senin dan sebuah kapal curah berbendera Malta di Laut Merah pada hari Selasa.
Sebagai tanggapannya pada hari Selasa, AS menyerang empat rudal balistik anti-kapal yang siap diluncurkan dan memberikan ancaman nyata terhadap kapal dagang dan Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.
Beberapa jam kemudian, kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal curah Zografia berbendera Malta. Kapal itu tertabrak, tetapi tidak ada yang terluka dan kapal terus melanjutkan perjalanan.
(Sumber: AP, The Messenger)