TRIBUNNEWS.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui pihaknya telah membongkar kuburan massal di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, Rabu (17/1/2024).
Menurut korespondensi Anadolu Agency, IDF merusak pemakaman di dekat RS Nasser dan menggali beberapa jasad korban perang.
Tak hanya itu, IDF juga dilaporkan melibas area pemakaman tersebut.
Baru-baru ini, IDF mengakui telah membongkar kuburan massal di Khan Younis dengan dalih mencari sandera Hamas.
"Ketika informasi intelijen atau operasional penting diterima, (militer) melakukan operasi penyelamatan sandera di lokasi tertentu, di mana informasi menunjukkan bahwa jenazah para sandera mungkin ditemukan," ujar Juru Bicara IDF, seperti dikutip AlJazeera dari NBC.
Lebih lanjut, IDF menambahkan mereka berkomitmen untuk memenuhi misi demi menyelamatkan para sandera, serta menemukan dan mengembalikan jenazah sandera yang ditahan di Gaza, dilansir The Times of Israel.
Diketahui, berbagai kuburan di Gaza didokumentasikan telah digali oleh IDF.
Dalam dokumentasi lain, juga menunjukkan bagaimana IDF membiarkan begitu saja jenazah warga Palestina setelah pasukannya pergi.
Israel Curi Organ Tubuh
Sebelumnya, pada akhir Desember 2023, Kantor Media Pemerintah Palestina di Gaza mengatakan Israel telah mencuri organ tubuh 80 jenazah para syuhada warga Palestina.
Menurut laporan tersebut, 80 jenazah itu diterima dalam kondisi sudah dimutilasi usai organ tubuhnya dicuri.
Dikutip dari Al Mayadeen, Israel menyerahkan 80 jenazah itu tanpa nama dan menolak menyebutkan secara spesifik di mana para korban diculik.
Baca juga: Hubungan Korea Utara-Hamas: NIS dan Israel Sebut Korut Bantu Pasok Senjata untuk Kelompok Palestina
Aksi pencurian organ tubuh itu bukan kali pertama yang dilakukan Israel selama genosida terjadi, menurut pernyataan itu.
Kantor Media Pemerintah menggarisbawahi bahwa Israel telah terlibat dalam kejahatan berat, khususnya penculikan jenazah warga Palestina dan pencurian organ tubuh mereka.
Laporan tersebut, menuai tanggapan dari sejumlah pihak soal organisasi-organisasi internasional yang berada di Gaza.
Sejumlah pihak mengkritik "sikap diam organisasi-organisasi internasional yang ada di Gaza, termasuk Komite Internasional Palang Merah, terhadap kejahatan Israel."
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Mohammed Yousef El-Najr di Kota Rafah, Marwan Al-Hams mengatakan pihaknya mendapat informasi dari PBB soal pengembalian 80 jenazah syuhada oleh Israel.
Menurut Al-Hams, kondisi jenazah-jenazah itu beragam saat diterima.
"Jenazah tiba di dalam wadah, ada yang utuh, ada yang sudah hancur, dan ada yang sudah membusuk," ungkap dia.
Jaringan berita Quds melaporkan 80 jenazah itu akan dimakamkan di kuburan massal.
Sementara itu, Israel masih belum mengomentari tuduhan tersebut.
Pada November 2023, Euro-Med Human Rights Monitor menyerukan pembentukan komite investigasi internasional yang independen terhadap dugaan pencurian organ tubuh.
Baca juga: Siapa Peshraw Dizayee? Raja Minyak Kurdistan yang Tewas dalam Serangan Iran, Terafiliasi Israel
Euro-Med Monitor telah mendokumentasikan penyitaan puluhan jenazah oleh pasukan Israel dari Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Haza utara.
Menurut Euro-Med Monitor, pasukan Israel juga menggali dan menyita jenazah dari kuburan massal pada pertengahan November 2023, di salah satu halaman Kompleks Medis Al-Shifa.
Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya mengembalikan 80 jenazah warga Palestina yang tewas setelah memastikan mereka bukan sandera Hamas, Rabu (27/12/2023).
Dikutip dari Reuters, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pihaknya sedang berupaya melakukan identifikasi terhadap ke-80 jenazah itu.
Selain itu, mereka juga berusaha mencari tahu kapan dan di mana para korban dibunuh.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan selama perang, jenazah telah dibawa ke Israel "untuk proses identifikasi sebagai bagian dari upaya kami menemukan para sandera dan orang hilang" yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Kesulitan dalam mengidentifikasi mereka yang dibunuh membuat jenazah tersebut perlu dipindahkan ke Israel untuk identifikasi forensik,” sambungnya.
Ia menambahkan, hal ini sejalan dengan “analisis rutin yang sesuai dengan standar forensik yang diterima secara internasional” untuk mengesampingkan identifikasi mereka sebagai sandera Israel.
Menurut Wakaf Islam, atau Kementerian Agama, 80 jenazah itu dikumpulkan dari bagian utara Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)